Dolar AS Menguat, Redam Penurunan Sebelumnya Jelang Laporan Inflasi Pekan Depan
Saturday, December 07, 2024       06:49 WIB

Ipotnews - Nilai tukar dolar AS naik pada Jumat (6/12) akhir pekan ini, memulihkan penurunan sebelumnya meskipun laporan ketenagakerjaan menunjukkan tingkat pengangguran meningkat dan pertumbuhan pekerjaan yang moderat. Investor kini menantikan laporan inflasi pekan depan yang dapat memperkuat atau meragukan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed bulan ini.
Dolar AS pulih dari level terendah tiga minggu terhadap euro, yang terakhir diperdagangkan turun 0,3% pada $1,0561. Mata uang euro diperkirakan mengakhiri pekan dengan penurunan 0,2%, mencatat kerugian dalam empat dari lima pekan terakhir.
Terhadap yen Jepang, dolar AS bergerak dari posisi terendah sesi dan stabil di level 150 yen. Selama sepekan, dolar naik 0,2% terhadap yen, melanjutkan penguatan dalam tiga dari empat pekan terakhir.
Mark McCormick, Kepala Strategi Valas Emerging Market di TD Securities, menyebut laporan ketenagakerjaan AS "berisik", namun cukup lemah untuk memperkuat penyesuaian posisi di pasar valuta asing. Ia juga mencatat bahwa dolar AS sebelumnya mengikuti penurunan imbal hasil obligasi AS, mencerminkan ekspektasi pasar bahwa The Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga pada bulan ini.
"Laporan CPI (indeks harga konsumen) pekan depan kemungkinan menjadi data penting terakhir untuk pertemuan The Fed pada Desember," tulis McCormick. "Namun, kami memperkirakan tekanan pelemahan dolar AS tetap ada, menawarkan peluang beli yang baik di awal 2025."
Sebelumnya, pasar menjual dolar AS setelah data menunjukkan tingkat pengangguran naik menjadi 4,2% dari 4,1% selama dua bulan terakhir. Kenaikan ini mencerminkan pelemahan dalam survei ketenagakerjaan rumah tangga yang menunjukkan penurunan 355.000 pekerjaan pada November.
Di sisi lain, nonfarm payrolls (lapangan kerja di luar sektor pertanian) bertambah 227.000 pekerjaan bulan lalu, melampaui prediksi para ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 200.000 pekerjaan. Namun, rata-rata pertumbuhan pekerjaan bulanan kini berada di bawah 150.000, angka yang dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus bertambah.
Dalam perdagangan sore, indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, naik 0,3% ke level 106 setelah sebelumnya mendekati level terendah tiga minggu. Dolar juga menguat terhadap franc Swiss, naik 0,1% di level 0,8786 franc.
Pasar futures suku bunga AS menunjukkan peluang 85% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan bulan ini, naik dari 70% sebelum laporan ketenagakerjaan dirilis.
Namun, James Knightley, Kepala Ekonom Internasional di ING, mencatat bahwa keputusan The Fed masih bergantung pada laporan CPI inti pekan depan. Jika angka inflasi tetap moderat, kemungkinan besar The Fed akan melanjutkan penurunan suku bunga pada 18 Desember.
Di Asia, dolar AS menguat terhadap won Korea Selatan setelah laporan media lokal menyebutkan potensi pengumuman darurat militer. Sementara itu, yuan Tiongkok sedikit berubah terhadap dolar, meskipun mencatat penurunan selama sepuluh pekan berturut-turut di tengah kekhawatiran ketegangan perdagangan dengan AS.
Dolar terakhir diperdagangkan pada 7,2843 yuan di pasar onshore, naik 0,3%.
(reuters)

Sumber : admin