Dolar Berkibar Terkatrol Data Aktivitas Bisnis Amerika
Friday, May 24, 2024       05:47 WIB

Ipotnews - Dolar menguat terhadap euro, Kamis, setelah data memperlihatkan aktivitas bisnis Amerika Serikat berakselerasi ke level tertinggi hanya dalam dua tahun pada Mei, menunjukkan pertumbuhan ekonomi meningkat pada pertengahan kuartal kedua.
S&P Global mengatakan Indeks Output PMI Komposit AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, melonjak menjadi 54,4 bulan ini. Itu merupakan level tertinggi sejak April 2022 dan menyusul pembacaan akhir 51,3 pada bulan lalu, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (23/5) atau Jumat (24/5) pagi WIB.
Angka di atas 50 menunjukkan adanya ekspansi di sektor swasta.
"Pergerakan mata uang menunjukkan pasar masih merespons data ekonomi Amerika yang kuat dengan cara yang sudah diperkirakan," kata Marc Chandler, Chief Market Strategist Bannockburn Global Forex LLC. "Saya pikir dolar mempunyai lebih banyak ruang untuk naik."
Data yang dirilis Kamis juga memperlihatkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun, pekan lalu, menunjukkan kekuatan yang mendasarinya di pasar tenaga kerja, yang seharusnya terus mendukung perekonomian.
Pejabat Federal Reserve pada pertemuan kebijakan terakhirnya mengatakan mereka masih yakin tekanan harga akan berkurang setidaknya secara perlahan dalam beberapa bulan mendatang, namun muncul keraguan mengenai apakah tingkat suku bunga saat ini cukup tinggi untuk menjamin hasil tersebut dan "sejumlah" pejabat mengatakan mereka akan bersedia menaikkan biaya pinjaman lagi jika inflasi melonjak.
"Mengingat komentar FOMC tersebut, pasar masih membesar-besarkan kemungkinan penurunan suku bunga dua kali pada tahun ini," kata Chandler, seraya mencatat penurunan spekulasi pemotongan suku bunga akan menjaga dolar tetap terdukung dalam jangka pendek.
Euro turun 0,2% menjadi USD1,080525. Mata uang tunggal itu melesat setingginya USD1,0861 di awal sesi setelah Purchasing Managers' Index awal untuk blok mata uang tersebut berada di atas level 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi selama tiga bulan berturut-turut, bahkan dengan sektor manufaktur yang mengalami tekanan menunjukkan pemulihan.
Data ekonomi yang lebih baik dari yang dikhawatirkan selama beberapa bulan terakhir membantu reli euro sepanjang April dan awal Mei, dan data Kamis mendorong mata uang tersebut kembali ke level tertinggi dua bulan pada pertengahan Mei di USD1,0895.
"Angka PMI UE menghilangkan sedikit tekanan dari tema stagflasi, namun stagflasi masih terasa 'ringan' jika kita mau, dan kita perlu melihat lebih banyak pada sisi pertumbuhan di sana," ujar Brad Bechtel, analis Jefferies.
Poundsterling tergelincir 0,2% menjadi USD1,2689 terhadap dolar. Perdana Menteri Rishi Sunak, Rabu, mengumumkan pemilu nasional, di mana Partai Konservatif diperkirakan kalah dari oposisi Partai Buruh setelah 14 tahun berkuasa.
"Pasar cukup yakin akan adanya pemerintahan Partai Buruh dan mereka juga cukup yakin bahwa pemerintahan Partai Buruh tidak akan jauh berbeda dalam hal kebijakan fiskal, dibandingkan gabungan kebijakan Sunak dan (Menteri Keuangan Jeremy) Hunt saat ini," kata Jane Foley, analis Rabobank.
Dolar menguat 0,1% terhadap mata uang Jepang menjadi 156,91 yen setelah data menunjukkan aktivitas pabrik Jepang merayap menuju ekspansi untuk pertama kalinya dalam setahun pada Mei.
Sektor korporasi di Jepang bergulat dengan melemahnya yen, dan hampir setengah dari perusahaan-perusahaan Jepang menganggap penurunan yen melebihi 155 terhadap dolar berbahaya bagi bisnis mereka, kira-kira dua kali lipat persentase mereka yang melihat depresiasi tersebut sebagai hal yang positif, menurut survei  Reuters , Kamis. (ef)

Sumber : Admin