Ipotnews - Emas merosot, Selasa siang, karena dolar menguat kembali terhadap mata uang lainnya, mendorong investor untuk mengunci keuntungan dalam logam kuning itu, yang melonjak ke rekor level USD2.000 per ounce.
Harga emas di pasar spot turun 0,88% menjadi USD2.009,58 per ounce pada pukul 12.50 WIB, mundur dari rekor tertinggi USD2.072,50 yang dicapai pekan lalu, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Bengaluru, Selasa (11/8). Emas berjangka Amerika Serikat anjlok 1,06% menjadi USD2.018,10 per ounce.
"Dolar yang lebih kuat dan sentimen risiko yang membaik membebani harga emas. Harga sedang mengalami periode konsolidasi setelah melambung lebih dari 14% dalam tiga pekan," kata analis DailyFx, Margaret Yang.
Dolar mempertahankan penguatan semalam ketika investor bergantung pada harapan kesepakatan stimulus di Washington dan imbal hasil US Treasury rebound dari posisi terendah multi-bulan.
Saham Asia, sementara itu, mengabaikan gejolak terkini antara Washington dan Beijing.
Senin, China memberlakukan sanksi terhadap 11 warga Amerika, termasuk anggota parlemen dari Partai Republik Presiden Donald Trump, setelah menjatuhkan sanksi Washington terhadap pejabat Hong Kong dan China pekan lalu.
Analis mengatakan daya tarik emas secara keseluruhan masih utuh, dengan harga melejit lebih dari 33% sepanjang tahun ini.
Logam tersebut menjadi salah satu pencetak keuntungan paling konsisten selama enam bulan gejolak yang disebabkan virus korona di pasar keuangan, diuntungkan dari membanjirnya aliran modal ke dalam ekonomi dunia dan investor mencari lokasi yang relatif aman untuk memarkir uang dengan suku bunga mendekati nol.
Harga mungkin menembus support di level USD2.017 dan jatuh ke posisi USD2.000 per ounce, kata analis teknikal  Reuters , Wang Tao.
Logam lainnya, perak menyusut 1% menjadi USD28,86 per ounce dan platinum turun 0,8% menjadi USD979,12 per ounce, sedangkan palladium naik 0,7% menjadi USD2.234,90 per ounce. (ef)

Sumber : Admin