Dolar Stabil Setelah Pernyataan Powell, Pound Melesat ke Level Tertinggi Tiga Tahun
Wednesday, February 24, 2021       04:19 WIB

Ipotnews - Dolar sedikit lebih tinggi, Selasa, setelah Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, menentang ide bahwa kebijakan moneter yang longgar berisiko mendorong inflasi, sementara poundsterling melesat ke level tertinggi tiga tahun.
Meningkatnya kemungkinan Kongres akan meloloskan rencana stimulus Presiden Joe Biden sebesar USD1,9 triliun memicu kekhawatiran tentang kemungkinan lonjakan inflasi. Seiring meningkatnya ekspektasi tersebut, begitu pula popularitas dari apa yang disebut perdagangan reflasi, yang bulan ini menarik dolar lebih rendah.
Tetapi dalam kesaksian di depan Komite Perbankan Senat Amerika, Powell mengatakan pihaknya akan mempertahankan kebijakan karena terfokus untuk membuat rakyat Amerika kembali bekerja, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Selasa (23/2) atau Rabu (24/2) pagi WIB.
"Perekonomian masih jauh dari target pekerjaan dan inflasi kami, dan kemungkinan akan membutuhkan waktu untuk mencapai kemajuan substansial lebih lanjut," kata Powell.
Tahun lalu, Powell mengatakan bank sentral akan membiarkan inflasi bergerak lebih tinggi dari tingkat targetnya untuk periode waktu tertentu untuk mencapai rata-rata 2%.
Kendati Powell tidak meredakan ketakutan inflasi, dukungan keseluruhan bank sentral bagi perekonomian mungkin membuat dolar tetap bertahan pada sesi Selasa.
"Bagi dolar, orang belum mengambil sikap mengenai ke arah mana langkah besar selanjutnya, meskipun untuk saat ini, kekhawatiran inflasi dapat diimbangi oleh harapan untuk pemulihan ekonomi Amerika yang lebih cepat, karena distribusi vaksin diperkirakan meningkat beberapa pekan mendatang," kata Ronald Simpson, Direktur Pelaksana Action Economics.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, terakhir berada di 90,141, atau menguat 0,11% pada hari itu.
Sterling mencapai level tertinggi hampir tiga tahun di USD1,411 pada Selasa pagi, dan terakhir naik 0,33% pada hari itu, karena investor terjebak dengan spekulasi mereka bahwa peluncuran cepat vaksin Covid-19 akan memungkinkan ekonomi Inggris dibuka kembali beberapa bulan ke depan.
Perdana Menteri Boris Johnson, Senin, memaparkan rencana langkah demi langkah untuk mengakhiri penguncian Inggris saat ini.
Pound juga diuntungkan dalam beberapa bulan terakhir dari bantuan seputar Brexit dan data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan, yang terakhir telah mengurangi kemungkinan Bank of England akan mendorong suku bunga di bawah nol, kata John Doyle, Vice President Tempus Inc.
Di tempat lain, euro melemah 0,07% menjadi USD1,215 dan yen Jepang, mata uang utama berkinerja terburuk tahun 2021, turun 0,20% menjadi 105,27 yen per dolar.
Pada akhir perdagangan di New York, dolar Australia turun menjadi USD0,7910 dari USD0,7922 di sesi sebelumnya. Sementara,  greenback  naik ke posisi 0,9055 franc Swiss dari 0,8957 franc Swiss, dan melemah jadi 1,2593 dolar Kanada dari 1,2602 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin