Dolar dan Yield Melejit di Tengah Nada Hawkish The Fed, Kilau Emas Meredup
Wednesday, September 27, 2023       03:35 WIB

Ipotnews - Harga emas melorot untuk sesi kedua berturut-turut, Selasa, karena imbal hasil US Treasury dan dolar melesat di tengah prospek Federal Reserve mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu lebih lama.
Harga emas di pasar spot tergelincir 0,7% menjadi USD1.901,49 per ons pada pukul 24.43 WIB, setelah mencapai level terendah sejak 23 Agustus, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,9% lebih rendah menjadi USD1.919,80, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Selasa (26/9) atau Rabu (27/9) dini hari WIB.
Inflasi yang berada di atas target the Fed sebesar 2% tetap merupakan risiko yang lebih besar dibandingkan kebijakan ketat bank sentral yang memperlambat perekonomian, kata Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, Senin.
"Pasar saat ini belum memposisikan emas sebagai aset safe haven. Jika ada ketakutan bahwa the Fed akan melakukan pengetatan yang berlebihan dan mengantisipasi penurunan ekonomi yang signifikan, ini adalah kabar baik bagi emas," kata Edward Moya, analis OANDA.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas, yang dihargai dalam dolar dan tidak memberikan imbal hasil. Dolar menguat sementara imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai puncak baru dalam 16-tahun.
Investor menunggu indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan the Fed, yang akan dirilis Jumat untuk mengukur jalur suku bunga bank sentral AS.
"Jika kita mendapatkan laporan yang panas, akan ada tekanan penurunan lebih lanjut pada emas," tambah Moya.
Mencerminkan minat investor terhadap emas, SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya turun pada sesi Senin ke level terendah sejak Januari 2020.
Perak turun 0,8% menjadi USD22,92 per ounce. Platinum melemah 0,8% ke posisi USD903,63 dan paladium menyusut 0,5% menjadi USD1.223,11.
"Pasokan yang kuat dan permintaan industri yang lemah mendorong kejatuhan harga platinum," tulis analis Bernstein. (ef)

Sumber : Admin