Dua Faktor Ini Bikin Rupiah Menguat Hari Ini
Tuesday, April 07, 2020       16:27 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupiah menguat signifikan dalam penutupan perdagangan di pasar spot pada Selasa sore (7/4). Ada dua faktor internal yang berhasil membuat mata uang Garuda menguat hari ini.
Pantaun Ipotnews melalui RTI sore ini, kurs rupiah ditutup pada level Rp16.175 per dolar AS. Posisi ini menguat 238 poin atau 1,45% dibandingkan penutupan perdagangan Senin sore (6/4) di level Rp16.413 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut ada dua faktor internal yang mampu mendorong penguatan signifikan pada sore ini. Pertana, Moody's Investors Service, lembaga pemeringkat internasional, memberi peringkat Baa dengan outlook stabil untuk obligasi dolar AS yang akan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Obligasi itu digunakan untuk membiayai program pemerintahan, termasuk penanganan wabah corona.
"Prospek diberikan dalam laporan anyar Moody's yang dirilis pada 7 April 2020," kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Selasa (7/4).
Peringkat itu disematkan untuk obligasi berjangka waktu mulai 10 hingga 50 tahun. Surat utang itu masuk dalam program penerbitan obligasi senilai USD 10 miliar yang didaftarkan ke Securities and Exchange Commission (SEC). Menurut Moody's, peringkat Baa2 disematkan karena dukungan dari penekanan kebijakan pada ekonomi makro.
"Stabilitas yang meningkatkan ketahanan menghadapi guncangan," tutur Ibrahim.
Kedua, Ibrahim mengakui cadangan devisa Indonesia pada akhir bulan Maret 2020 sebesar USD 121,0 miliar. Junlah ini lebih lebih rendah USD 9,4 miliar dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2020 sebesar USD130,4 miliar.
Walau cadangan devisa menurun, Pemerintah mampu membuat terobosan baru guna untuk menangani covid-19 dengan cara menggelontorkan stimulus di bidang kesehatan dan Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF dan pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sejak akhir 2019 hingga 2 April lalu, terjadi capital outflow di pasar obligasi sekitar Rp130 triliun. "Sementara di awal tahun hingga 24 Januari terjadi inflow sekitar Rp30 triliun, ini yang membuat rupiah perkasa," tutup Ibrahim.
(Adhitya)

Sumber : admin

berita terbaru