Ekuitas Emerging Asia Mixed, Bursa Seoul Pimpin Kelompok Jalur Hijau
Tuesday, September 29, 2020       16:23 WIB

Ipotnews - Bursa saham Korea Selatan mencatatakan kenaikan indeks terbesar di antara bursa emerging markets Asia, sore ini, (Selasa (29/9). Penguatan indeks acuan di bursa saham Wall Steet dini hari tadi mengangkat sentimen positif investor.
Mayoritas indeks saham EM Asia mengalami kenaikan hari ini. China menguat 0,36%, India 0,11%, Korea Selatan 0,86%, Singapura 0,41%, Taiwan 0,04%, dan Thailand 0,08%. Indeks yang mengalami pelemahan adalah Indonesia -0,22%, Malaysia -0,38%, dan Filipina 0,34%, demikian laporan dari Reuters.
Namun penguatan saham di bursa EM Asia masih lebih kecil dibandingkan lonjakan 1,5% di Wall Street pagi tadi. "Menjelang akhir bulan dan kuartal ini, akan banyak upaya menyeimbangkan kembali portofolio investasi di kalangan investor," kata Jeffrey Halley, analis pasar di Oanda.
Meskipun mayoritas pasar saham EM Asia mengalami penguatan pada Selasa, tetap masih ada kekhawatiran tentang pembatasan sosial akibat gelombang baru penyebaran virus corona di beberapa negara Eropa. Hambatan utama pemulihan ekonomi global adalah jumlah korban tewas yang melebihi 1 juta orang.
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan paling lambat dalam 50 tahun terakhir kini melanda kawasan Asia Timur, China dan Pasifik. Kondisi ini berpotensi mendorong 38 juta orang kembali ke dalam kemiskinan.
Indeks saham Filipina melemah karena perpanjangan lockdown untuk pengendalian penyebaran Covid-19 diperpanjang di ibu kota Manilla hingga Oktober. Salah seorang pejabat pemerintahan Filipina mengatakan pertumbuhan ekonomi Filipina kemungkinan besar mengalami kontraksi pada kuartal III 2020.
Sejumlah ekonom mengharapkan tidak ada perubahan kebijakan suku bunga acuan Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) atau Bank Sentral Filipina akan melakukan pertemuan pada Kamis (1/10).
Beberapa investor juga mengawasi debat capres AS yang akan berlangsung sebentar lagi, membuat kenaikan saham AS dalam semalam,
Mata uang EM Asia bergerak bervariasi. Mata uang yang melemah adalah yuan -0,18%, rupee 0,05%, peso -0,06%, baht -0,03%. Mata uang yang menguat adalah rupiah 0,03%, ringgit 0,34%, won 0,35%, dolar Singapura 0,13%, dan dolar Taiwan 0,75%.
Bank sentral India, Reserve Bank of India (RBI) juga diperkirakan akan menahan kebijakan suku bunga acuan pada pertemuan hari Kamis. Tetapi pada Senin kemarin, RBI mengumumkan akan menjadwal ulang pertemuan tanpa memberikan alasan atau tanggal baru.
Mizuho mengkritik penundaan pertemuan RBI, menggambarkannya sebagai "pengabaian yang sembrono pada saat ekonomi sedang tidak mampu untuk membuat kebijakan yang meraba-raba. Kondisi tersebut membuat rupee melemah.
"RBI perlu meningkatkan upaya untuk menaikkan permintaan terhadap surat utang negara untuk menjaga imbal hasil obligasi pemerintah India," kata Scotiabank dalam sebuah catatan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meminta kepada parlemen pada hari Senin agar menunda pembahasan revisi UU BI, termasuk mengenai independensi bank sentral, sampai tahun depan. Ia menyerukan agar semua pihak tetap fokus pada upaya mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya.
Investor di pasar obligasi Indonesia mengkhawatirkan, revisi undang-undang BI bisa mengakibatkan hilangnya independensi bank sentral. (Adhitya)

Sumber : admin