Ipotnews - Emas bergerak lebih tinggi, Rabu, karena dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, dan prospek stimulus fiskal besar-besaran di Amerika mendorong daya tarik logam tersebut sebagai lindung nilai inflasi.
Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi USD1.859,20 per ounce pada pukul 14.53 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat menguat 0,8% menjadi USD1.858 per ounce, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Rabu (13/1).
"Gambaran besarnya adalah ini masih merupakan tahun yang sangat konstruktif bagi emas. Dengan imbal hasil riil tetap agak negatif dan dolar melanjutkan jalurnya lebih rendah saat tahun berjalan, emas tetap menjadi proposisi yang menarik," kata analis IG Market, Kyle Rodda.
"Tetapi saya tidak akan terkejut jika kita melihat penurunan atau  downtrend  jangka pendek pada emas saat pasar menyeimbangkan dolar."
Imbal hasil  benchmark  US Treasury 10-tahun turun dari level tertinggi 10-bulan, menyeret dolar lebih rendah dan membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Yang juga mendongkrak emas adalah Presiden terpilih Amerika, Joe Biden, mengatakan akan mengungkap sebuah rencana, Kamis, untuk menyuntikkan ekonomi yang dihantam virus dengan langkah-langkah bantuan "triliunan" dolar.
Infeksi virus korona global melonjak menjadi lebih dari 91 juta, dengan beberapa negara memberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk mengekang penyebarannya, sementara tingkat vaksinasi tetap mengecewakan.
Pejabat Federal Reserve memperkirakan pemulihan ekonomi relatif cepat jika vaksinasi meningkat, tetapi itu dapat membuat pasar menebak-tebak prospek kebijakan moneter bank sentral.
Kebijakan moneter bank sentral yang longgar menambah tekanan pada imbal hasil obligasi pemerintah dan menguntungkan emas.
Logam mulia lainnya, perak turun 0,2% menjadi USD25,52 per ounce, platinum naik 0,3% menjadi USD1.079,34 per ounce dan paladium menguat 0,2% menjadi USD2.395,79 per ounce. (ef)

Sumber : Admin