Emas Relatif Stabil Jelang Rilis Data Ketenagakerjaan Amerika
Friday, April 03, 2020       13:51 WIB

Ipotnews - Emas sedikit berubah, Jumat, karena investor menunggu data penggajian non-pertanian ( non-farm payroll ) Amerika untuk isyarat lebih lanjut tentang dampak ekonomi dari virus korona, sementara dolar yang lebih kuat membatasi kenaikan harga logam kuning.
Harga emas di pasar spot naik 0,1% menjadi USD1.613,32 per ounce pada pukul 11.22 WIB, setelah melonjak hampir 1,5% pada sesi Kamis, karena angka pengangguran AS yang mencapai rekor tertinggi meningkatkan kekhawatiran tentang kerusakan ekonomi akibat virus korona dan mendorong investor ke  safe-haven , demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Jumat (3/4).
Logam ini turun 0,4% untuk pekan ini setelah melompat 8% pada minggu sebelumnya. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat melemah 0,2% menjadi USD1.634,70 per ounce pada sesi Jumat.
Emas tidak dapat membangun reli karena dolar yang lebih kuat, kata analis DailyFx, Ilya Spivak.
Dolar sedikit berubah terhadap rival utamanya, tetapi melayang mendekati level tertinggi satu pekan, Kamis, karena investor yang khawatir tentang prospek resesi global mencari perlindungan dalam  greenback .
"Jika data ( non-farm payrolls  AS) benar-benar buruk, dalam arti bahwa Amerika sudah dalam resesi yang dalam, emas sebenarnya bisa turun karena permintaan uang tunai akan meningkat lagi," kata Spivak.
Ekonom memperkirakan penyusutan 100.000 pekerjaan untuk bulan lalu, pembalikan tajam dari kenaikan 273.000 pada Februari, menurut jajak pendapat  Reuters . Data tersebut akan dirilis pada pukul 12.30 GMT.
Emas, dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian ekonomi atau politik, melesat lebih dari 6% sepanjang 2020, tetapi mencatat aksi jual tajam baru-baru ini karena gejolak di pasar ekuitas global mendorong investor untuk menjual  bullion  demi uang tunai dan untuk memenuhi  margin calls .
Sementara itu, pandemi virus korona terus meningkat di Amerika Serikat dan jumlah kematian melonjak di Italia dan Spanyol, dengan penghitungan  Reuters  menunjukkan sekitar 1 juta kasus, Kamis.
Sebagai bagian dari upaya Federal Reserve untuk menjaga pasar tetap berfungsi dengan lancar di tengah pandemi tersebut,  balance sheet  bank sentral itu meningkat ke rekor USD5,86 triliun pekan ini.
Investor menilai langkah The Fed itu dapat mencegah krisis kredit, tetapi tentu saja bukan mencegah resesi, papar Spivak.
Menyoroti kerusakan ekonomi dari pandemi itu, sektor jasa China berjuang untuk bangkit lagi pada periode Maret, sementara tingkat pertumbuhan AS cenderung menurun lebih dari 7%.
Namun, pasar Asia tampaknya akan mengaitkan dengan penguatan Wall Street setelah harga minyak mentah mencatat rekor kenaikan satu hari terbesar.
SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya naik 0,33% menjadi 971,97 ton pada sesi Kamis.
Palladium melesat 1% menjadi USD2.235,50 per ounce, sementara platinum turun 0,3% menjadi USD724,98 per ounce. Kedua logam itu di jalur untuk mencatat kerugian mingguan. Perak merosot 1% menjadi USD14,39 per ounce. (ef)

Sumber : Admin