Ipotnews - Harga emas melesat ke level tertinggi dalam dua minggu, Kamis, karena data ekonomi Amerika yang lebih lemah meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini.
Harga emas di pasar spot naik 0,6% menjadi USD2.342,11 per ons pada pukul 12.46 WIB setelah menyentuh level tertinggi sejak 7 Juni di awal sesi, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Bengaluru, Kamis (20/6).
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat menguat 0,41% menjadi USD2.356,60 per ons.
"Saya masih mendukung pergerakan ke sisi positif untuk pasar emas mengingat posisi kita saat ini pada kurva suku bunga, yang berada di puncaknya," kata Tim Waterer, Kepala Analis KCM Trade.
"Pasar emas tampaknya puas untuk mengkonsolidasikan kenaikan baru-baru ini daripada mencapai level yang lebih tinggi pada tahap ini, setidaknya sampai kita melihat beberapa bukti lebih lanjut melemahnya data makro Amerika, yang dapat mengubah prospek suku bunga."
Data pekan lalu menunjukkan moderasi di pasar tenaga kerja dan tekanan harga, ditindaklanjuti dengan data penjualan ritel yang lemah, Selasa, memperlihatkan bahwa aktivitas ekonomi masih lesu pada kuartal kedua.
The Fed mencari konfirmasi lebih lanjut bahwa inflasi mereda karena mereka berhati-hati terhadap apa yang diperkirakan sebagian besar kalangan adalah penurunan suku bunga atau dua kali pemangkasan pada akhir tahun ini.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost untuk memegang bullion yang tidak memberikan imbal hasil.
"Komentar variatif dari pejabat the Fed dapat menimbulkan volatilitas dalam jangka pendek. Kami memiliki pandangan positif untuk emas dengan target harga USD2.500 per ons pada akhir 2024," kata analis ANZ.
Fokus pasar pekan ini tertuju pada data klaim pengangguran mingguan Amerika yang akan dirilis pukul 19.30 WIB, serta purchasing managers' indexes, Jumat.
Perak di pasar spot melambung 2,2% menjadi USD30,40 per ons, platinum naik 0,5% menjadi USD985,10 dan paladium bertambah 0,7% menjadi USD911,14. (ef)

Sumber : Admin