Empat Bulan Dirilis, RDPT Filantropi Principal Raih USD1 Juta
Friday, November 22, 2019       09:15 WIB

Ipotnews - PT Principal Asset Management mengumumkan, sejak diluncurkan pada 19 Juli 2019 nilai dana kelolaan dari produk Reksa Dana Pendapatan Tetap ( RDPT ) Principal Philanthropy Social Impact Bond Fund mencapai USD1 juta, sedangkan total dana kelolaan Principal per akhir Oktober 2019 tercatat mencapai Rp10 triliun.
Menurut Direktur Utama Principal, Agung Budiono, RDPT berbasis investasi pada portofolio government bonds tersebut merupakan instrumen investasi pertama di Asia yang sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mencapai SDGs di 17 sektor pembangunan negara.
"Sampai hari ini, dana kelolaan produk Principal Philanthropy Social Impact Bond Fund sudah mencapai USD1 juta sejak diluncurkan pada pertengahan Juli tahun ini," kata Agung dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (22/11).
Agung menyebutkan, Principal merupakan sebuah grup layanan keuangan (Principal Financial Group) di Amerika Serikat dengan jumlah dana kelolaan mencapai USD692,2 miliar per Juni 2019. Sementara itu, lanjut dia, Principal di Indonesia memiliki dana kelolaan sebesar Rp10 triliun per Oktober 2019.
"Dana kelolaan sebesar USD1 juta kami investasikan di government bonds Indonesia yang rendah risiko, jika dibandingkan ke saham. Sebesar 80 persen ke obligasi pemerintah dan sebesar 20 persen ke money market," tutur Agung.
Dia menyebutkan, investor pemegang Principal Philanthropy Social Impact Bond Fund bisa memilih untuk menyumbang pengembalian investasi ke yayasan sosial pilihannya melalui skema endowment berjenjang. "Kami konsentrasi ke investment charity daripada direct charity. Ke depan, kami mau menjadi supermarket foundation," ungkap Agung.
Dia menyebutkan, saat ini ada tujuh yayasan penerima donasi dari imbal hasil produk Principal, yakni dokterSHARE, Torajamelo, Difa Sukses Mandiri, Rachel House, Roslin Orphanage, Save the Children dan Habitat for Humanity.
Menurut Direktur Principal, Diah Sofiyanti, doctorSHARE memiliki program layanan kesehatan di Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II yang berada di atas kapal tongkang (barge) dengan pelayanan setara rumah sakit Tipe C di daratan. "Nasabah kami juga bisa memilih satu dari tujuh yayasan yang telah bekerjasama dengan Principal," ucapnya.
Perlu diketahui, saat ini kapal Nusa Waluya II seharga USD11,5 miliar tersebut sedang bersandar di dermaga Bay Walk Mall, Pluit Jakarta Utara. Wilayah kerja layanan kesehatan kapal tersebut di Kawasan Timur Indonesia. Selama satu dekade keberadaannya, kapal ini menargetkan bisa melayani 20 ribu pasien per tahun.
(Budi)

Sumber : admin