Euro Terus Melambung, Dolar Jatuh ke Posisi Terendah Dua Tahun
Friday, July 24, 2020       05:42 WIB

Ipotnews - Dolar merosot ke level terendah dalam hampir dua tahun, Kamis, karena investor terus menjual  greenback  di tengah ekspektasi lonjakan kasus virus korona akan menyulitkan ekonomi AS untuk mengungguli rekan-rekannya.
Sebaliknya, euro melesat ke level tertinggi sejak awal Oktober 2018 setelah menembus USD1,16, Rabu, dan menguat untuk hari kelima berturut-turut terhadap dolar, masih terkatrol sentimen dana pemulihan Eropa yang disetujui awal pekan ini, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Kamis (23/7) atau Jumat (24/7) pagi WIB.
Kenaikan klaim pengangguran Amerika Serikat pada pekan lalu, untuk pertama kalinya dalam empat bulan, juga menambah tekanan terhadap dolar, karena lonjakan kasus Covid-19 menempatkan pemulihan di pasar tenaga kerja pada kecepatan yang lambat dan memukul permintaan konsumen.
Kasus virus korona di AS mencapai 4 juta, Kamis, dengan lebih dari 2.600 kasus baru setiap jam, tingkat tertinggi di dunia, menurut penghitungan  Reuters. 
Pada perdagangan pekan, Indeks Dolar AS (Indeks DXY), ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,3% menjadi 94,725, setelah mencapai level terendah sejak akhir September 2018.
Indeks tersebut kehilangan hampir 8% sejak menembus tingkat tertingginya pada 20 Maret, ketika krisis pendanaan dolar global melihat lonjakan permintaan. Indeks anjlok 1,3% pekan ini, dan berada di jalur untuk penurunan mingguan kelima beruntun.
Dolar sempat menguat setelah Menteri Keuangan Amerika Steven Mnuchin mengatakan pemerintah akan melindungi stabilitas mata uang tersebut. Pejabat Gedung Putih dan pemimpin Senat dari Partai Republik juga terus berupaya menggarap proposal untuk putaran baru bantuan guna menopang perekonomian.
Terhadap yen Jepang, dolar turun 0,37% menjadi 106,75 yen. Dolar AS juga melemah 0,46% terhadap franc Swiss menjadi 0,9252 franc. Sebelumnya dolar AS jatuh ke level terendah lebih dari empat bulan.
Euro menguat 0,34% menjadi USD1,1609, mencapai level tertinggi 21-bulan yang baru, yakni USD1,1601, yang dicapai pada sesi Rabu.
Dolar Australia mundur dari puncak 15 bulan terhadap  greenback  menjadi sekitar USD0,7107, turun 0,46%, sedangkan dolar Selandia Baru berkurang 0,41% menjadi USD0,6636, di bawah posisi tertinggi enam bulan USD0,6678, Rabu.
Di tempat lain, yuan di pasar  offshore  sedikit pulih dari penurunan sebelumnya terhadap dolar AS, dan terakhir hanya melemah 0,1% menjadi 7,0113 yuan.
China mengatakan langkah AS, Selasa, untuk menutup konsulatnya di Houston pekan ini "sangat merusak" hubungan dan memperingatkan "harus" melakukan pembalasan, tanpa rincian lebih lanjut.
Pada akhir perdagangan di New York, poundsterling Inggris naik menjadi USD1,2743 dari USD1,2739 di sesi sebelumnya, dan  greenback  turun ke posisi 1,3387 dolar Kanada dari 1,3414 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin