FestiFund 2020: Sebelum Investasi, Pastikan Dana Darurat Tersedia Untuk Hadapi Saat Krisis Atau "Kepepet"
Saturday, October 03, 2020       14:27 WIB

Ipotnews - Adanya pandemi covid-19 yang memukul semua sektor ekonomi, termasuk keuangan pribadi, membuat banyak orang menjadi sadar bahwa kebutuhan dana darurat di masa kritis (kepepet) begitu penting. Sebab dengan adanya dana darurat kebutuhan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menjadi terpenuhi.
Namun sayangnya masih banyak orang yang dari awal tidak mengalokasikan pendapatannya untuk mengisi slot dana darurat. Akibatnya di saat krisis seperti saat ini banyak orang mengandalkan utang atau menjual aset-asetnya termasuk mencairkan investasinya demi untuk mencukupi kebutuhan harian.
Hal itu disampaikan CEO Finansialku, Melvin Mumpuni, dalam zoom meeting pada acara FestiFund2020 yang diadakan oleh PT IndoPremier Sekuritas, Sabtu (3/9). Dari pengalamannya ketika menghadapi klien, Melvin menyebut banyak orang termasuk investor yang kebingungan dengan situasi krisis seperti saat ini karena pundi-pundi income-nya anjlok drastis sehingga tidak seimbang dengan pengeluarannya. Parahnya lagi banyak diantara kliennya yang tidak memiliki dana darurat.
Atas dasar itu, Melvin menyatakan bahwa banyak orang salah dalam merencanakan keuangannya sejak awal. Ketika bekerja dan mendapatkan income, kerap lalai untuk menyisihkan sebagian dari dananya untuk dana darurat. Parahnya justru di antara sekian orang malah langsung mengalokasikan dananya untuk investasi dengan berbagai alasan. Kesalahan manajemen keuangan ini akhirnya terbukti ketika kondisi krisis menyerang seluruh negara yaitu covid-19.
"Banyak orang fokus investasi untuk bisa cepet kaya dan nggak mikirin dana darurat. Nah sekarang ini pandemi covid-19 baru terasa ketika saham turun, penghasilan berkurang akhirnya mereka bingung. Ini ciri khas orang yang nggak punya dana darurat, sangat disayangkan kebutuhan untuk hidup nggak terpenuhi tapi udah buru-buru investasi," kata Melvin.
Pertanyaannya kemudian, berapa banyak dana darurat yang harus dimiliki seseorang agar ketika terjadi krisis bisa tetap bertahan sampai kondisi kembali normal. Melvin menjelaskan bahwa kebutuhan dana darurat berbeda-beda setiap orang. Bahkan status pernikahan juga menentukan seberapa banyak kebutuhan dana darurat.
Dari simulasi yang dibuatnya, Melvin mengatakan jika seseorang dengan status single dan penghasilannya sekitar Rp4 juta - Rp10 juta per bulan, maka dana darurat yang dibutuhkan agar aman di saat krisis adalah sekitar enam kali dari pendapatan. Kemudian jika statusnya menikah dengan penghasilan tersebut maka besaran dana darurat idealnya adalah sebanyak sembilan kali gaji. Sedangkan jika status menikah dan punya anak maka dana darurat idealnya sebanyak 12 kali gaji.
"Jadi sesuaikan dana darurat itu dengan kondisi kamu, kalau generasi sandwich menikah dan hanya satu orang yang kerja maka bisa naikin ke 9 -12 kali. Itu memang nggak gampang tapi penting untuk dilakukan agar keuangan kita aman ketika menghadapi krisis atau ketika kepepet," sambungnya.
Selanjutnya Melvin menyarankan agar dana darurat di simpan dalam rekening tersendiri atau dipisahkan dari rekening untuk kebutuhan harian. Atau bisa dikonversi ke dalam bentuk simpanan lainnya seperti logam mulia, reksa dana pasar uang dan deposito. Dari keempat jenis instrumen menyimpan uang itu dia paling merekomendasikan di reksa dana pasar uang atau logam mulia.
"Jadi simpennya harus ALIM yaitu aman, liquid dan mudah diakses. Aman artinya secara nilai dia nggak turun, liquid artinya mudah dicairkan dalam bentuk uang cash dan mudah diakses artinya bisa dimana pun kita mencairkan meski sedang di luar kota," pungkas Melvin. (Marjudin)

Sumber : admin