Fujifilm Segera Meminta Peraturan Persetujuan Penggunaan Avigan sebagai Obat Covid-19
Wednesday, September 23, 2020       14:03 WIB

Ipotnews - Fujifilm Holdings Corp mengatakan akan segera meminta peraturan persetujuan Jepang untuk memasarkan obat antivirus Avigan sebagai pengobatan untuk Covid-19. Uji coba klinis menunjukkan bahwa obat itu membantu pasien dengan kasus ringan agar lebih cepat mendapatkan hasil tes negatif virus korona lebih cepat.
Dalam pernyataannya hari ini, Fujifilm mengungkapkan rencananya untuk memperluas penggunaan obat Avigan di Jepang secepatnya pada Oktober nanti. Obat yang juga dikenal dengan nama generik favipiravir itu, saat ini sudah disetujui untuk digunakan di Jepang untuk mengobati influenza baru. Saham Fujifilm naik sebanyak 5% di bursa Tokyo setelah pengumuman tersebut.
Disebutkan, dalam uji coba terhadap 156 pasien, mereka yang menggunakan obat Avigan dinyatakan negatif untuk virus korona dalam rata-rata 11,9 hari, lebih singkat dibanding 14,7 hari untuk kelompok plasebo. Uji klinis dilakukan secara acak  single-blinded , dimana dokter mengetahui pasien mana yang menerima perawatan dengan Avigan dan pasien mana yang hanya mendapat plasebo. Tidak ada masalah keamanan yang muncul dalam uji coba tersebut.
Ketika para pembuat obat di seluruh dunia berlomba untuk menemukan vaksin untuk mengendalikan virus korona, dokter dan perusahaan juga menjelajahi laboratorium untuk pusat-pusat perawatan yang ada, yang dapat membantu pasien bertahan dari serangan patogen. Di antara obat lain yang menunjukkan beberapa efek pengobatan Covid-19 dalam uji klinis yang ketat, antara lain obat antiviral remdesivir dan steroid Gilead Sciences Inc. seperti deksametason yang sudah berumur 60 tahun.
Avigan telah dipromosikan secara besar-besaran oleh pemerintah Jepang dan didonasikan ke lebih dari 80 negara dalam beberapa bulan terakhir, bahkan sebelum uji klinis selesai. Fujifilm mengatakan telah berupaya meningkatkan produksi Avigan demi memenuhi permintaan pasokan dari Jepang dan negara lain. Namun demikian obat ini berpotensi menyebabkan cacat lahir karena mekanismenya menghentikan replikasi RNA.
Rusia menyetujui penggunan obat tersebut dengan versi yang berbeda. Fujifilm juga sudah menandatangani perjanjian lisensi dengan Dr. Reddy's Laboratories Ltd., India pada Juli lalu untuk memproduksi dan mengembangkan obat di luar Jepang, tidak termasuk China dan Rusia. (Bloomberg)

Sumber : Admin