Greenback Tergelincir, The Fed Janji Kaji Kebijakan Moneter Ketat
Saturday, January 05, 2019       10:29 WIB

Ipotnews - Nilai tukar dolar AS tergelincir terhadap euro pada perdagangan akhir pekan ini. USD menyerah melepaskan gain yang terjadi setelah data job report di USA melonjak. Pergerakan greenback juga terkait komentar Chairman the Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa bank sentral akan sensitif terhadap pelemahan pasar.
"Kami akan bersabar sebagaimana kita melihat perkembangan ekonomi," kata Powell. Dia mengatakan the Fed tidak berada pada jalur kenaikan suku bunga yang telah ditetapkan serta menyarankan dapat menghentikan kebijakan moneter ketat seperti yang terjadi pada 2016.
"Komentar Powell bahwa the Fed siap mengubah ekspektasi kebijakan dengan cepat dan fleksibel menjadi beban bagi dolar AS dan memberikan dorongan risiko," kata Eric Viloria, Analis Valas pada Credit Agricole yang berbasis di New York.
Menurut Eric, secara keseluruhan nada Powells berhati-hati sehingga berkontribusi terhadap pelemahan dolar AS.
Nilai tukar euro naik 0,04 persen menguat terhadap dolar AS. Pelemahan USD merupakan pembalikan setelah di sesi awal menguat. Tekanan tersebut terjadi setelah data job report periode Desember naik 312.000 dibanding estimasi sebesar 177.000.
Data job report kontras dengan laporan pada pekan ini yang mengisyaratkan ekonomi global melambat. Data manufaktur China periode Desember melemah untuk pertama kali dalam 19 bulan terakhir. Juga terdapat sinyal pelemahan manufaktur di Asia dan Eropa.
Dolar AS menguat 0,82 persen terhadap yen. Namun USD melemah terhadap yen dalam beberapa terakhir di tengah kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global, dapat dukungan di awal sesi setelah China mengumumkan langkah-langkah baru untuk mendukung ekonominya dan harapan yang tumbuh seiring USA-China maju ke meja negosiasi perang dagang.
Dolar Australia pulih setelah tertekan kuat pada hari Kamis pekan ini. Dolar Ausie naik 1,44 persen. Sebagian besar nilai tukar emerging market rebound. Rand Afrika Selatan dan Lira Turki naik masing-masing 2 persen terhadap USD.
(reuters/cnbc/mk)

Sumber : admin