Gurita Bisnis Anthoni Salim Menjulur dari RI hingga Filipina
Wednesday, July 10, 2024       17:36 WIB

IDXC hannel - Sebuah media Filipina, Behind Phillipines , mengulas taipan asal Indonesia, pemilik konglomerasiSalimGroup,Anthoni Salimdalam video di platform sosial media Youtube yang berjudul How an Indonesian Billionaire is Buying the Philippines  . 
Video yang tayang empat lalu tersebut mengisahkan bagaimana perusahaan investasi milik Anthoni Salim,First Pacific, menguasai sejumlah bisnis penting di Filipina dan juga Indonesia.
Anthoni Salim, putra dari mendiangSudono Salim, merupakan pemilik kerajaan bisnis sejumlah emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk menyebut beberapa, PTIndofoodSukses Makmur Tbk (), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (), PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. ().
Kemudian, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (), PT Bank Ina Perdana Tbk (), PT Nusantara Infrastructure Tbk (), PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (),
Selain kepemilikan langsung melalui saham-saham di atas, ada juga kepemilikan tidak langsung di sejumlah saham, seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk (), PT Medco Energi Internasional Tbk (), PT Pantai Indah Kapuk Dua, Tbk (), PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (), PT Jembo Cable Company Tbk (), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk(), PT Allo Bank Indonesia Tbk (), dan PTFastFood Indonesia Tbk ().
Mengutip data Forbes Indonesia's 50 Richest  2023 , Anthoni Salim menduduki peringkat kelima konglomerat RI terkaya dengan harta mencapai USD10,3 miliar, dibawah konglomerat Prajogo Pangestu, Hartono Bersaudara, hingga Widjaja Family.
Meski harta yang dicatat Forbes tidak sekaya yang lainnya, tentakel gurita bisnis Salim melebihi sejumlah keluarga konglomerat di Indonesia.
Gurita Bisnis Salim di Filipina
First Pacific Company Limited adalah perusahaan manajemen investasi yang berbasis di Hong Kong dan merupakan perusahaan induk sejumlah perusahaan yang utamanya beroperasi di Asia Tenggara.
Selain di Indonesia, Salim terus melakukan internasionalisasi kapital dengan memperluas bisnis di Filipina.
Faris Al-Fadhat (2019) dalam The Rise of International Capital: Indonesian Conglomerates in ASEAN menyebutkan, sebagian kecil modal yang diinternasionalkan taipan macam Salim tidak hanya berhasil memulihkan posisi mereka setelah krisis Asia 1998, tetapi juga bangkit jadi salah satu perusahaan induk paling agresif di Asia Tenggara.
Proses internasionalisasi modal ini sangat didukung oleh pasar kebijakan perlindungan dari elit penguasa.
Di Filipina, First Pacific menjalankan sejumlah bisnis penting yang berkaitan dengan infrastruktur vital publik seperti air, real estate, telekomunikasi, kelistrikan, transportasi, hingga pertambangan.
Sejumlah perusahaan tersebut di antaranya PLTD , Metro Pacific Investments Corporation ( MPIC ), Philex Mining Corporation, dan FP Natural Resources.
MPIC yang berbasis di Filipina melalui anak perusahaannya, menyediakan layanan air, sanitasi, dan saluran pembuangan air limbah dan juga beroperasi di proyek real estate infrastruktur, dan beberapa rumah sakit di Filipina.
Sementara Philex Mining Corporation adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dalam bidang eksplorasi, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya mineral skala besar.
Perseroan mengoperasikan tambang Padcal selama 63 tahun terakhir dengan menggunakan metode block-cave bawah tanah. Ini adalah salah satu tambang yang beroperasi paling lama di Filipina dan memproduksi konsentrat tembaga, yang mengandung tembaga, emas, dan perak.
Sementara FP Natural Resources Ltd. merupakan entitas patungan anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (), Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri) dan First Pasific.
Ada juga induk pengendali , yakniMetro Pacific Tollways Corp.( MPTC ),yang bahkan berencana IPOdi bursa saham Filipinapada 2024 ini.
Hingga 2023, First Pacific dilaporkan memiliki aset mencapai USD27,36 miliar dengan total liabilitas mencapai USD15,79 miliar.
Kontribusi keuntungan dari operasional di kawasan Asia pada 2023 di antaranya disumbang oleh Filipina sebanyak 42 persen, Indonesia menyumbang 41 persen, dan 17 persen dari Singapura.
"Perusahaan kami - khususnya kepemilikan inti kami di Indofood, MPIC , PLDT , dan PacificLight Power - telah kembali ke tren pertumbuhan sebelum pandemi," kata Anthoni Salim dalam laporan keuangan tahunan 2023 yang diluncurkan pada 27 March 2024.
Manuel V Pangilinan selaku Managing Director and Chief Executive Officer (CEO) First Pacific juga mengatakan hal serupa.
"First Pacific kembali berhasil mencatatkan rekor omzet tertinggi, kontribusi dari operasi, dan profitabilitas berulang, mencapai rekor tertinggi di bidang-bidang ini yang dilaporkan pada tahun 2022," ujar Manuel.
Merujuk Behind Phillipines, Manuel Pangilinan adalah politisi cum pebisnis terkemuka di Filipina.
Ia merupakan Ketua dan Presiden PLDT dan Metro Pacific Investments. Selain itu, dia juga menjabat sebagai CEO Manila Electric Company (Meralco), Ketua Smart Communications, dan memiliki daftar panjang bisnis besar lainnya di Filipina.
PLDT , Inc., sebelumnya dikenal sebagai Philippine Long Distance Telephone Company merupakan perusahaan induk jasa telekomunikasi, internet, dan digital di Filipina.
Dalam laporan keuangannya, First Pacific mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai USD501,2 juta di 2023, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD391,6 juta.(Lihat tabel di bawah ini.)

merupakan penyumbang pendapatan terbesar yang mencapai USD7,34 miliar. Dua perusahaan penyumbang pendapatan First Pacific lainnya adalah entitas berbasis Filipina yakni PLTD sebesar USD1,1 miliar dan FPM Power mencapai USD2,03 miliar.
Indofood menyumbang laba bersih kepada First Pacifi mencapai USD285,1 juta sementara PLTD menyumbang USD143,2 juta. Sementara Metro Pacifi Investment menyumbang USD159.8 juta laba bersih kepada First Pacificc.
"Kinerja First Pacific pada tahun 2023 berlanjut hingga tahun ketiga berturut-turut dengan rekor laba berulang yang tinggi dengan pencapaian omzet, kontribusi dari operasi, dan laba berulang tertinggi yang pernah ada sebagai hasil pertumbuhan kontribusi dari MPIC , PLP, Indofood, dan PLDT ," tulis laporan keuangan First Pacific.
Dengan berlanjutnya kinerja kuat sebagian besar perusahaan investee, total kontribusi operasional meningkat 18 persen menjadi USD701,5 juta meskipun kondisi suku bunga tinggi.
Kinerja Emiten Salim di Paruh Pertama 2024
Sejumlah emiten terafiliasi Anthoni Salim di Tanah Air bekerja moncer. Data per 10 Juli 2024 di sesi penutupan pasar, menjadi saham Salim yang berkinerja paling tinggi dengan kenaikan year to date (YTD) 73,28 persen di level Rp11.350 per saham.(Lihat grafik di bawah ini.)

Di urutan kedua perusahaan kabel listrik terafiliasi Salim telah terbang 27,57 persen secara YTD. Adalah PT Indolife Pensiontama yang merupakan pemegang saham sebesar 17,58 persen per 30 Juni 2024. PT Indolife Pensiontama adalah anak usaha yang bergerak di bidang dana pensiun milik Salim.
Selama ini lebih erat dikaitkan sebagai emiten Grup Medco milik Keluarga Panigoro.
Namun, ada Agoes Projosasmito, eks bankir yang dekat dengan banyak pengusaha, termasuk Anthoni Salim yang menjadi pengendali . Agoes Projo diketahui dekat dengan Salim, khusus setelah pensiun dari karier di industri keuangan dan fokus ke sektor padar modal, bisnis pertambangan.
Kepemilikan saham tidak langsung Agus di mencapai 15,45 persen di posisi ketiga lewat perusahaan AP Investment per 31 Mei 2024. Grup Salim sendiri menjadi penguasa di AMNN melalui PT Sumber Gemilang Persada (SGP) yang menjadi pemegang saham terbesar mencapai 32,2 persen. Di posisi kedua, baru menguasai saham dengan presentase 20,92 persen pada periode yang sama.
Anthoni Salim juga dikenal memiliki pengaruh pada melalui Diamond Bridge Pte. Ltd. yang disebut terafiliasi dengan Grup Salim dan merupakan pemegang saham terbesar kedua sebanyak 21,46 persen per 30 Juni 2024.
Tak berhenti di sini, cengkraman Grup Salim pada lewat PT Pesona Sukses Cemerlang (PSC) yang dimiliki oleh bos emiten pengelola KFC di Indonesia ) dan Edie Herjadi yang disebut memiliki relasi dengan Grup Salim. Jumlah saham yang digenggam di sebesar 6,52 persen.
Sebagai informasi juga ikut dimiliki Grup Salim, dengan Anthoni menjadi sebagai komisaris utama perusahaan.

Sumber : idxchannel.com