Hampir 60% Reksa Dana Eropa akan Ramah Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola pada 2025: PwC
Monday, October 19, 2020       17:36 WIB

Ipotnews - Investasi dengan memperhatikan faktor Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) mengalami perkembangan paling signifikan dalam pengelolaan uang sejak pembentukan reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dua dekade lalu.
Laporan terbaru PwC memperkirakan sebanyak 57% aset reksa dana di Eropa akan disimpan dalam produk investasi yang mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial dan tata kelola pada tahun 2025. Persentase tersebut mencapai sekitar 7,6 triliun euro (USD8,9 triliun), naik dari 15,1% pada akhir tahun lalu. Selain itu, 77% investor institusi yang disurvei PwC mengatakan mereka berencana berhenti membeli produk non-ESG dalam dua tahun ke depan.
Di tengah isu ketidakadilan rasial dan ekonomi, serta perubahan iklim, yang menjadi masalah sosial utama dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan keuangan dipaksa untuk memberikan perhatian lebih besar pada kontribusi mereka untuk membuat dunia lebih adil dan lebih hijau.
Hal itu terutama terwujud dalam ledakan produk reksa dana ESG para pengelola reksa dana dari semua lini. Mulai dari dana pensiun hingga perusahaan ekuitas swasta dan dana lindung nilai, mempekerjakan tim secara keberlanjutan, meluncurkan produk baru, dan memkampanyekan "kehijauan" mereka.
"ESG tidak lain adalah upaya perubahan yang mencakup semua lanskap investasi; menempatkan kriteria kinerja keuangan dan non-keuangan pada level permainan di lapangan, "kata PwC dalam laporannya yang diterbitkan hari ini, yang dikutip Bloomberg, Senin (19/10).
Reksa dana ESG berkembang biak di Eropa karena regulator dan pembuat kebijakan telah menjadikan isu hijau sebagai prioritas kebijakan utama dan membuat peraturan baru untuk memastikan perusahaan keuangan memasukkan faktor  sustainability  (keberlanjutan) ke dalam operasi mereka dan membasmi apa yang disebut  greenwashing .
Pada saat yang sama, menurut PwC, meningkatnya kesadaran publik tentang risiko terkait ESG - yang dipercepat oleh Covid-19 - dan munculnya generasi investor yang memprioritaskan dampak non-finansial selain faktor keuangan, telah mendorong pertumbuhan tersebut.
PwC juga menyebutkan, kinerja relatif reksa dana ESG dibanding reksa dana tradisional mereka dalam beberapa bulan terakhir, telah menarik perhatian investor. Manajer investasi dari BlackRock Inc. hingga Allianz Global Investors dan Invesco mengatakan portofolio ESG lebih unggul selama pasar dihantan aksi jual akibat Covid-19.
"Katalis ini diatur untuk mengantarkan perubahan terbesar yang pernah dialami aset Eropa dan industri manajemen kekayaan; memberikan kesempatan kepada manajer investasi untuk mendorong perubahan dengan memainkan peran kunci dalam mengurangi risiko iklim," kata PwC.
PwC memperkirakan reksa dana ekuitas ESG akan mengalami tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 26,8%, dengan peningkatan nilai aset empat kali lipat menjadi lebih dari 3,6 triliun euro pada tahun 2025. Reksa dana obligasi akan tumbuh pada tingkat 30,4% dengan aset akan melebihi 1,6 triliun euro dalam waktu lima tahun.
Laporan PwC yang diterbitkan oleh unit Luksemburg, juga menampilkan survei terhadap 200 manajer investasi, 300 investor institusi, dan lebih dari 800 investor ritel.
Studi tersebut menemukan bahwa 37% investor institusional bersedia membayar premi untuk produk ESG, dan mayoritas siap membayar antara 21 basis poin dan ekstra 40 basis poin. Survei PwC Juga mengungkapkan bahwa 77% investor institusional berencana untuk berhenti berinvestasi pada produk tradisional yang tidak sesuai dengan ESGdalam dua tahun ke depan. Hanya 14% manajer investasi yang mengindikasikan rencana untuk menghentikan peluncuran produk reksa dana tradisional dalam periode waktu yang sama.
PwC mengatakan Eropa mendominasi lanskap ESG global, dengan 4.741 reksa dana ESG di kawasan yang mencapai hampir 70% aset ESG global. Meskipun PwC mengekspektasikan dampak semangat hijau Eropa akan meluas melampaui perbatasannya karena pemberlakuan persyaratan baru pada perusahaan dan investor non-Uni Eropa, manajer investasi AS menghadapi kemungkinan batasan pada investasi hijau. (Bloomberg)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA