Hanya Perlu Satu Katalis Positif untuk Membalik Kejatuhan Saham Emerging Market
Friday, September 27, 2019       16:26 WIB

Ipotnews - Kombinasi dari buruknya sentimen investor dan rendahnya ekspektasi kesinambungan stimulus ekonomi, menunjukkan bahwa keterpurukan ekuitas  emerging market  bisa segera berbalik arah.
Ketegangan perdagangan AS-China yang berkelanjutan dan ekonomi China yang melambat telah merusak sentimen investor dalam beberapa bulan terakhir. Indeks MSCI Emerging Markets masih turun sekitar 8% dari posisi tertinggi tahun ini pada pertengahan April.
Namun, investor mengatakan bahwa potensi untuk keluar dari sentimen menghindari risiko ( risk-off ) dan kebijakan moneter dan fiskal yang akomodatif akan menarik kembali aliran masuk modal ke ke negara-negara berkembang.
Indikator sentimen investor terhadap  emerging market  (EM) dan saham-saham Asia ex-Jepang, yang disusun Bank of America Merrill Lynch (BoAML) tetap berada di zona "panik". Tapi kondisi itu merupakan kabar baik jika mengacu kepada panduan histroris.
Dalam catatannya pekan lalu, tim analis BoAML, yang dipimpin Ritesh Samadhiya mengungkapkan, setiap kali indikator berada pada level yang sangat rendah, indeks MSCI Asia ex-Japan memberikan pengembalian positif selama 12 bulan ke depan, kecuali dalam dua kasus.
"Indikatornya cukup akurat dalam beberapa tahun terakhir," kata Nick Payne, kepala EM global di Merian Global Investors (UK) Ltd. "EM ampaknya tidak populer di kalangan masyarakat dan secara historis sedang tidak disukai pada saat ini. Ini saat yang tepat bagi investor mengunjungi pasar, " imbuhnya seperti dikutip, Bloomberg, Jumat (27/9).
Christopher Smart, pejabat kepala strategi global Barings LLC setuju dengan Payne, dengan mengatakan bahwa posisi imbal hasil Treasury AS 10-tahun akhir-akhir ini, yang dipandang sebagai tempat berlindung yang aman, menunjukkan rendahnya kemungkinan resesi di AS. Menurutnya, bersamaan dengan data konsumen AS yang kuat, hal tersebut merupakan sinyal  bullish  untuk saham-saham EM.
Sementara itu, bank sentral dan pemerintah negara-negara EM terus melanjutkan upaya untuk menopang perekonomian mereka. Bank sentral Indonesia, Filipina dan Thailand telah memangkas suku bunga dalam dua bulan terakhir.
Pemangkasan pajak perusahaan India senilai USD20 miliar pada pekan lalu, menjadi alasan lain untuk bersikap positif terhadap ekuitas pasar EM. Dan stimulus Cina kemungkinan akan meningkat pada akhir tahun ini, Payne menambahkan.
Pekan lalu, United Overseas Bank Ltd. menaikkan penilainnya terhadap ekuitas EM menjadi  overweight  dengan mempertaruhkan reformasi suku bunga China. Namun, Gubernur bank sentral China, Yi Gang, pada Selasa lalu mengatakan bahwa pihaknya tidak terburu-buru untuk menambahkan stimulus moneter besar-besaran ke pasar karena risiko keuangan secara keseluruhan tampaknya terkendali.
Perhatian pasar kini tertuju pada putaran berikutnya dari perundingan AS-China yang dijadwalkan pada Oktober mendatang. Beberapa pengamat percaya bahwa ekuitas EM hanya membutuhkan satu katalis positif baru untuk melanjutkan kenaikan.
"Mereka umumnya memiliki ruang yang cukup untuk dijalani, karena pesimisme pasar akhir-akhir ini sangat kuat," kata Smart dari Barings. Bloomberg (27/9).

Sumber : Admin

berita terbaru
Friday, Apr 26, 2024 - 17:41 WIB
Indonesia Market Summary (26/04/2024)
Friday, Apr 26, 2024 - 17:26 WIB
Dividen Tunai HRTA Mei 2024
Friday, Apr 26, 2024 - 17:23 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PTRO
Friday, Apr 26, 2024 - 17:19 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of CRSN
Friday, Apr 26, 2024 - 17:18 WIB
Dividen Tunai MKTR Mei 2024
Friday, Apr 26, 2024 - 17:08 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AUTO
Friday, Apr 26, 2024 - 17:04 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PJAA