Harga Emas Berjaya Di Tengah Keterpurukan Greenback Serta Imbal Hasil Obligasi
Saturday, April 17, 2021       08:20 WIB

Ipotnews - Harga emas mencapai level tertinggi dalam 7 pekan terakhir pada perdagangan hari Jumat. Emas juga berada di jalur penguatan mingguan terbaik sejak pertengahan Desember. Gerak harga emas ditopang oleh melemahnya USD dan penurunan tajam imbal hasil obligasi USA.
Emas di pasar spot naik 0,8 perrsen ke harga USD 1.778,04 per ons. Bahkan sempat ke level tertinggi di USD 1.783,55 sejak 25 Februari. Sedangkan secara mingguan naik 2 persen. Sementara itu emas di pasar berjangka naik 0,8 persen ke harga USD1.780,20 per ons.
"Argumen makro untuk emas juga meningkat. Kami siap untuk bergerak menuju harga USD 1.800, "kata Edward Moya, analis senior di OANDA.
"Kami telah membuat banyak investor meninggalkan beberapa posisi karena banyak aksi technical selling yang terlihat di yield treasury dan itu benar-benar memberikan latar belakang yang kuat bagi emas untuk terus terapresiasi."
Imbal hasil obligasi AS berada di dekat level terendah satu bulan di sesi sebelumnya, sementara dolar menuju penurunan minggu kedua. Kenaikan emas terjadi meskipun data penjualan ritel AS kuat dan penurunan signifikan dalam klaim pengangguran mingguan.
Penurunan imbal hasil 10-tahun di bawah angka kunci 1,60% "telah memungkinkan emas spot menembus di atas simple moving average (SMA) 50-hari untuk pertama kalinya sejak awal Februari," kata Analis FXTM , Han Tan mengatakan dalam sebuah catatan.
Di sisi fisik, konsumen emas terbesar dunia yakni China telah memberikan izin kepada bank domestik dan internasional untuk mengimpor emas dalam jumlah besar ke negara itu, kata lima sumber yang mengetahui masalah tersebut seraya memproyeksikan potensi penguatan harga emas.
Perak naik 0,6% menjadi USD 26,01 per ounce dan naik 3% untuk minggu ini, menuju kenaikan mingguan terbesar sejak Januari. Palladium naik 1,2% menjadi USD 2.773.92 dan naik lebih dari 5% untuk minggu ini. Platinum menguat 0,8% lebih tinggi ke harga USD 1,202.32.
(cnbc/reuters)

Sumber : admin