Harga Minyak Mentah Jatuh, Tertekan Stok Melimpah di USA
Saturday, January 23, 2021       08:08 WIB

Ipotnews - Posisi harga minyak melemah pada perdagangan akhir pekan ini, terbebani oleh kenaikan persediaan minyak mentah USA serta kekhawatiran lockdown baru di China akan menekan demand BBM.
Minyak mentah berjangka Brent turun 69 sen menjadi menetap di harga USD 55,41 per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun 86 sen, atau 1,6 persen ke harga USD 52,27 per barel.
Persediaan minyak mentah AS secara mengejutkan naik 4,4 juta barel dalam seminggu terakhir, dibandingkan ekspektasi yang diproyeksikan turun 1,2 juta barel.
Jumlah rig minyak dan gas alam di USA bertambah selama sembilan minggu berturut-turut di tengah harga energi yang lebih tinggi selama beberapa bulan terakhir. Perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan pada hari Jumat, tetapi jumlah keseluruhan masih di bawah 52 persen dari tahun lalu. .
Memulihkan permintaan bahan bakar di China mendukung kenaikan pasar akhir tahun lalu. Sementara Amerika Serikat dan Eropa tertinggal, tetapi sumber dukungan itu memudar karena gelombang baru kasus COVID-19 telah memicu pembatasan baru.
Perjalanan di jalan raya AS turun 11 persen pada November. Penurunan yang lebih tajam terjadi selama Oktober karena kasus virus korona meningkat, Departemen Transportasi AS mengatakan pada Jumat pekan ini.
"Pandemi tampaknya terus meluas ke gelombang kedua di China, infeksi meningkat dari hari ke hari dan mencapai lagi daerah yang berbeda seperti Shanghai," kata analis pasar minyak Rystad Energy, Louise Dickson seperti dikutip Reuters.
Data persediaan minyak mentah AS menunjukkan tanda-tanda menguatnya permintaan produk dalam negeri.
Sementara stok minyak mentah AS naik tak terduga pekan lalu, kilang menaikkan produksi ke penggunaan kapasitas tertinggi sejak Maret dan permintaan bensin serta solar meningkat dari minggu ke minggu.
"Ekspor minyak mentah memang turun cukup dramatis, yang merupakan alasan utama untuk keseluruhan stok minyak mentah," kata Tony Headrick, analis pasar energi di CHS Hedging.
(mk)

Sumber : admin