Hasil Lengkap RUPS Hillcon (HILL) dan Fokusnya Tahun Ini
Wednesday, May 08, 2024       16:40 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Hillcon Tbk ( HILL ), emiten jasa pertambangan dan kontraktor, mengadakan rapat umum pemegang saham ( RUPS ) di Jakarta, Rabu (8/5/2024). RUPS perseroan membahas 5 agenda, salah satunya soal pembagian dividen.
Dalam RUPS tersebut, pemegang saham Hillcon menyetujui seluruh agenda. Pertama, persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan perseroan, termasuk laporan tugas pengawasan dewan komisaris untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023.
Kedua, penetapan penggunaan laba bersih Hillcon untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023. Ketiga, laporan pertanggungjawaban penggunaan dana hasil IPO perseroan.
Kemudian keempat, penetapan honorarium dan tunjangan bagi anggota dewan komisaris serta besarnya gaji dan tunjangan bagi anggota direksi untuk tahun buku 2024. Kelima, penunjukan kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024.
Terkait penggunaan laba bersih 2023 senilai Rp 351,07 miliar, pemegang saham emiten berkode HILL tersebut memutuskan adanya pembagian dividen. Presiden Direktur Hillcon ( HILL ), Hersan Qiu mengungkapkan, dividen tunai yang disepakati sebesar Rp 103,19 miliar atau 29,39% dari laba bersih. Dividen itu setara Rp 35 per saham.
"Sisanya sebesar Rp 247,88 miliar atau 70,61% ditetapkan sebagai laba ditahan," kata Hersan dalam keterangannya, Rabu (8/5/2024).
Sebagai informasi, HILL termasuk konsisten membagikan dividen seiring dengan pertumbuhan kinerja. Pada RUPS tahun lalu, pemegang saham perseroan sepakat membagikan dividen tunai tahun buku 2022 senilai Rp 88,45 miliar atau Rp 30 per saham.
HILL pun menepati janji pembagian dividen seperti dalam prospektus penawaran umum perdana ( initial public offering /IPO) sahamnya. Prospektus IPO HILL menyebutkan bahwa perseroan akan membagikan dividen kas kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan, dimulai dari tahun 2022.
Dividen diberikan setelah melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan yang berlaku dan dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS .
Sepanjang tahun lalu, HILL mencatatkan pencapaian positif kinerja finansial dan operasional di tengah berbagai tantangan. Pendapatan usaha perseroan meningkat 23,89% menjadi Rp 4,05 triliun karena adanya peningkatan produksi.
Laba bersih HILL pada 2023 juga meningkat 15,28% menjadi Rp 438,96 miliar dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 380,78 miliar. Total ekuitas pun meningkat signifikan 87,36% menjadi Rp 1,84 triliun dari Rp 979,92 miliar, seiring IPO HILL .
HILL resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Maret 2023. Melalui IPO saham, HILL menerbitkan sebanyak 442.300.000 saham baru atau sebanyak 15%. Harga penawaran saat itu Rp 1.250 per saham, sehingga perseroan menghimpun dana hasil IPO senilai Rp 552,87 miliar.
Sementara itu, kinerja operasional perseroan juga tumbuh signifikan. "Hal itu seiring penambahan volume dari kontrak baru dan perpanjangan kontrak," ungkap Hersan. Adapun nilai aset perseroan tahun 2023 mencapai Rp 4,98 triliun, naik 43,93% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 yang sebesar Rp 3,46 triliun.
Fokus Tahun Ini
Lebih lanjut Hersan mengatakan, tahun ini, perseroan harus menyikapi dengan kehati-hatian dan komitmen kuat untuk keberlanjutan. Perseroan telah mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil untuk mendorong visi keberlanjutan dan mencapai target yang telah dicanangkan.
Selain berfokus meraih pencapaian di aspek finansial dan operasional, HILL juga menempatkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola sebagai perhatian utama. HILL meyakini bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan hanya dapat terwujud, jika perseroan mampu tumbuh bersama dengan lingkungan dan masyarakat setempat.
"Perseroan senantiasa berkomitmen untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dengan berlandaskan kepada kepedulian terhadap lingkungan, serta memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat luas," ucapnya.
Dari sisi industri, nikel merupakan komoditas mineral yang strategis di Indonesia, dimana Indonesia termasuk dalam 10 besar penghasil nikel dunia. Terdapat cadangan nikel yang sangat besar di Indonesia. Sedangkan di industri batu bara, Kementerian ESDM menyebutkan RKAB untuk batu bara 2024-2026 sudah ada 883 permohonan dan 587 di antaranya telah disetujui.
Berdasarkan RKAB , total tonase batu bara untuk tahun 2024 adalah sebesar 922,14 juta ton, tahun 2025 sebesar 917,16 juta ton, dan untuk tahun 2026 sebesar 902,97 juta ton. Volume itu meningkat dari capaian pada tahun 2023.
Kementerian ESDM mencatat realisasi produksi batu bara dalam negeri tahun 2023 mencapai 775,2 juta ton atau 112% dari target yang ditetapkan sebesar 694,5 juta ton.

Sumber : investor.id