IPPE dan ADRO Jadi Emiten Top Losers Sepanjang Januari 2023
Wednesday, February 01, 2023       12:53 WIB

Ipotnews - dan menjadi emiten yang mengalami penurunan harga saham terbesar sepanjang Januari 2023, dalam jajaran Indeks Kompas100.
Mengutip data Ipotnews, berikut ini daftar lima emiten Kompas100 dengan penurunan harga saham terbesar (top losers) periode 30 Desember 2022 - 31 Januari 2023:
1. PT Indo Pureco Pratama Tbk (), harga sahamnya melemah dari 134 menjadi 57. Menurun 77 poin atau 57,46%.
2. PT Adaro Energy Tbk (), harga sahamnya melemah dari 3.800 menjadi 2.960. Menurun 840 poin atau 22,11%.
3. PT Wijaya Karya Tbk (), harga sahamnya melemah dari 810 menjadi 690. Menurun 120 poin atau 14,81%.
4. PT Energi Mega Persada Tbk (), harga sahamnya melemah dari 296 menjadi 256. Menurun 40 poin atau 13,51%.
5. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (), harga sahamnya melemah dari 1.775 menjadi 1.545. Menurun 230 poin atau 12,96%.
Senior Investment Information, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan pelemahan harga saham karena mengalami auto rejection bawah (ARB) akibat belum terdapat sentimen dari aksi korporasi emiten. "Kemudian tren penurunan harga batubara dunia memberikan sentimen negatif terhadap penurunan harga saham ," kata Nafan saat dihubungi Ipotnews, Rabu (1/2).
Perlu diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melakukan penghentian sementara atau suspensi terhadap saham PT Indo Pureco Pratama Tbk (). Pasalnya, terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan dari saham .
Maka itu, dalam rangka cooling down BEI memandang perlu melakukan penghentian sementara saham pada perdagangan hari Kamis, 26 Januari 2023.
Namun BEI membuka penghentian sementara perdagangan Saham (unsuspesi) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai pada perdagangan sesi I hari Jumat 27 Januari 2023.
"Maka dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan Saham PT Indo Pureco Pratama Tbk. () di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 27 Januari 2023," tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A.
Kemudian kebijakan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China ( NDRC ) baru-baru ini mencabut larangan batu bara Australia yang telah diterapkan sejak 2020, telah berdampak terhadap PT Adaro Energy Tbk ().
Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Juan Harahap, mengatakan China kini mengizinkan empat perusahaan domestik untuk melanjutkan impor batu bara dari Australia. "Keputusan tersebut diambil setelah para pemimpin China dan Australia bertemu di KTT G-20 pada November 2022, yang dilanjutkan dengan kunjungan menteri luar negeri Australia ke China pada bulan berikutnya," kata Juan dalam keterangan tertulis, Jumat (13/1).
Sebelum pelarangan, Australia menyumbang sekitar 18% dari total ekspor batubara termal China, menjadi pasar terbesar ke-2 untuk batubara Australia pada tahun 2020. Juan melihat pelonggaran larangan tersebut karena China ingin memperluas opsinya untuk mendapatkan lebih banyak batu bara untuk pembangkit listrik dan pabrik bajanya di tengah potensi konsumsi energi dan aktivitas industri yang lebih tinggi pasca pembukaan kembali.
(Adhitya)

Sumber : Admin