Ikuti Kenaikan Imbal Hasil US Treasury, Dolar Perkasa Dua Sesi Beruntun
Tuesday, September 28, 2021       05:50 WIB

Ipotnews - Dolar AS menguat untuk sesi kedua berturut-turut, Senin, didukung kenaikan imbal hasil US Treasury menjelang sejumlah pembicara Federal Reserve minggu ini yang dapat menegaskan ekspektasi dimulainya pengurangan pembelian aset sebelum akhir tahun.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi tiga bulan di posisi 1,516%, demikian laporan  Reuters,  di New York, Senin (27/9) atau Selasa (28/9) pagi WIB.
Pejabat The Fed, termasuk satu anggota dewan berpengaruh, Senin, mengaitkan pengurangan pembelian obligasi bulanan The Fed dengan pertumbuhan lapangan kerja yang berkelanjutan, dengan laporan ketenagakerjaan September sekarang menjadi pemicu potensial bagi "tapering" obligasi bank sentral.
Chairman The Fed Jerome Powell, yang akan bergabung dengan Menteri Keuangan Janet Yellen, berbicara di depan Kongres, Selasa.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,1% menjadi 93,37.
Dolar AS juga memperpanjang kenaikan setelah data menunjukkan pesanan baru dan pengiriman barang modal utama buatan Amerika Serikat meningkat tajam pada Agustus, naik 0,5% di tengah permintaan yang kuat untuk komputer dan produk elektronik.
Tetapi pasar lebih fokus pada pergerakan imbal hasil US Treasury.
Imbal hasil Amerika melejit ke level tertinggi sejak akhir Juni untuk mengantisipasi kebijakan moneter yang lebih ketat setelah The Fed mengumumkan pekan lalu bahwa mungkin mulai mengurangi stimulus secepatnya setelah November, dan kenaikan suku bunga mungkin mengikuti lebih cepat dari ekspektasi.
"Sebenarnya  tapering  itu sendiri bukanlah kejutan, akhir yang lebih dini dari programnya akan memperkuat bahwa risiko penurunan terhadap dolar AS telah berkurang," ujar Mazen Issa, analis TD Securities.
TD memperkirakan The Fed akan mengakhiri program pelonggaran kuantitatif pada Juni 2022.
Euro tergelincir 0,1% terhadap dolar menjadi USD1,1698, sebagian besar mengabaikan perkembangan dalam pemilu Jerman, akhir pekan lalu, dengan Partai Sosial Demokrat diproyeksikan mampu mengalahkan blok konservatif CDU/CSU.
Dolar naik 0,3% versus yen menjadi 110,99 yen, setelah sebelumnya melambung ke level tertinggi hampir tiga bulan. Dolar AS menguat 0,2% versus franc Swiss menjadi 0,9259 franc.
"Mata uang tidak memiliki alasan nyata untuk turun dari tempatnya, jadi ini tentang mencari apa yang sebenarnya dapat mengubah itu seperti yang kita dengar dari berbagai pihak minggu ini: kepemimpinan Jerman yang baru, kepala negara Jepang yang baru, dan Kongres Amerika," kata Juan Perez, analis Tempus Inc di Washington.
Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko naik 0,4% menjadi USD0,7289 karena meredanya kekhawatiran penularan pasar yang meluas dari China Evergrande Group yang terlilit utang.
Kekhawatiran bahwa Evergrande, pengembang terbesar kedua di China, dapat gagal membayar utangnya sebesar USD305 miliar membayangi perdagangan dalam beberapa pekan terakhir, tetapi beberapa dari ketakutan penularan tersebut telah surut.
Bank Sentral China menyuntikkan 100 miliar yuan (USD15,5 miliar) ke dalam sistem keuangan, Senin, menambah jumlah 320 miliar yuan minggu lalu, terbesar sejak Januari. (ef)

Sumber : Admin