Indeks Kepercayaan Bisnis Jerman Lemah, Saham Eropa Loyo Dilanda Profit Taking
Saturday, September 25, 2021       06:42 WIB

Ipotnews - Pasar saham Eropa jatuh pada perdagangan akhir pekan ini seiring kekhawatiran terhadap saham properti bermasalah Evergrande di China. Data kepercayaan bisnis di Jerman yang lemah mendorong investor melakukan profit taking pasca reli di pertengahan pekan.
Indeks Pan Eropa, Stoxx 600 melemah 0,9 persen. Tetapi reli 3 hari mendorong indeks tersebut naik 0,3 persen secara mingguan. Di bursa Jerman, Indeks DAX melorot 0,72 persen kelevel 15.531. Indeks FTSE turun 0,38 persen ke level 7.051 dan Indeks CAC di bursa Paris melorot 0,95 persen ke posisi 6.638.
Emiten pembuat pakaian olahraga Eropa Adidas, Puma dan JD Sports masing-masing turun sekitar 3% setelah saingan mereka dari AS, Nike memangkas ekspektasi penjualan tahun 2022. NIke juga memperkirakan konsumen menunda belanja selama musim liburan karena krisis rantai pasokan.
Sektor ritel menempati urutan teratas top loser dalam Stoxx 600 Index setelah turun 1,7 persen. "Pasar saham (Eropa) telah rally lalu rehat hari ini untuk mengantisipasi kemungkinan default Evergrande," kata Sebastien Galy, analis senior di Nordea Asset Management.
Kekhawatiran investor atas Evergrande muncul kembali karena batas waktu pembayaran bunga obligasi dolar AS senilai USD83,5 miliar telah berlalu tanpa pernyataan apapun dari perusahaan. Hal ini menempatkan Evergrande lebih dekat ke arah potensi default.
Sementara itu, sebuah survei oleh Ifo Institute menunjukkan indeks kepercayaan bisnis di Jerman pada bulan September turun untuk bulan ketiga berturut-turut. Hal tersebut terjadi karena faktor guncangan rantai pasokan yang menyebabkan "resesi kemacetan" bagi produsen di ekonomi terbesar Eropa tersebut.
Pasar saham Jerman finis ke zona merah. Jerman akan menggelar pemilu untuk memilih pengganti Kanselir Jerman Angela Merkel. Jajak pendapat terbaru menunjukkan Sosial Demokrat unggul tipis atas aliansi konservatif CDU/CSU. Sementara Partai Hijau tertinggal.
"Beberapa keragu-raguan di pasar Eropa juga bisa disebabkan oleh pemilihan Jerman, yang menjanjikan untuk menjadi yang paling menarik dalam beberapa waktu," kata Chris Beauchamp, kepala analis pasar di IG.
"Pasar menghadapi perubahan arah di Jerman tidak seperti apa pun yang terlihat dalam dekade terakhir atau lebih, dan akhir masa jabatan Merkel menjanjikan momen penting bagi UE dan investor global."
Indeks Stoxx 600 berada di jalur untuk mengakhiri September di zona merah setelah tujuh bulan berturut-turut naik karena kenaikan harga energi dan kemacetan rantai pasokan memicu kekhawatiran inflasi. Sementara bank sentral utama berencana untuk memangkas stimulus era pandemi.
Namun, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan di CNBC bahwa pendorong lonjakan inflasi zona euro baru-baru ini bersifat sementara dan dapat memudar di tahun depan.
Harga saham produsen obat Inggris AstraZeneca naik 2,0% setelah perusahaan mengatakan obat kankernya Lynparza memenuhi tujuan utamanya dalam uji coba tahap akhir. Utilitas Italia Enel dan Eni beringsut lebih tinggi setelah pemerintah menyisihkan lebih dari 3 miliar euro ($3,5 miliar) untuk mengekang lonjan dalam tagihan energi ritel.
Operator bandara Paris, ADP naik 3 persen. Sementara saham maskapai penerbangan Tui dan IAG masing-masing menguat 2 persen. Saham delivery makanan asal Inggris, Deliveroo melemah 5 persen setelah gagal mencapai kesepakatan dengan toko ritel Shell untuk menyaingi Uber Eats. Penguatan terjadi pada saham BP sebesar 1 persen setelah perusahaan tambang minyak tersebut menyatakan akan menutup sejumlah SPBU di Inggris karena kekurangan driver truk yang mengganggu pasokan.
(cnbc/reuters/mk)

Sumber : admin