Industri Kakao Sumbang Devisa Negara Hingga USD1,13 Miliar
Wednesday, September 18, 2019       12:38 WIB

Ipotnews - Pemerintah telah menetapkan industri pengolahan kakao sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannya sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035. Pasalnya industri ini berperan penting dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengatakan pada tahun 2018, komoditas ini sekitar 85 persennya dari total produksi diekspor atau setara 328.329 ton. Dengan kinerja ekspor produk kakao ini menyumbang devisa hingga USD1,13 miliar, sedangkan produk kakao olahan yang dipasarkan di dalam negeri sebesar 58.341 ton 15 persen.
"Apalagi industri pengolahan kakao juga merupakan bagian dari industri makanan dan minuman yang menjadi andalan dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Sektor ini juga banyak melibatkan industri kecil dan menengah (IKM)," kata Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Rabu (18/9).
Airlangga menegaskan, pengembangan hilirisasi industri pengolahan kakao nasional diarahkan untuk menghasilkan bahan baku industri seperti bubuk cokelat atau kakao, lemak cokelat atau kakao, makanan dan minuman dari cokelat, suplemen, pangan fungsional berbasis kakao, serta kosmetik dan farmasi. Jika dilakukan upaya pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, diharapkan ke depannya utilisasi produksi industri pengolahan kakao dapat ditingkatkan sampai dengan 80 persen dengan potensi nilai ekspor menembus USD1,38 miliar.
"Saat ini, Indonesia merupakan negara pengolah produk kakao olahan ke-3 dunia setelah Belanda dan Pantai Gading. Sekarang industri pengolahan kakao kita telah menghasilkan produk cocoa liquor, cocoa butter, cocoa cake dan cocoa powder," lanjutnya.
Saat ini Indonesia telah mempunyai 20 perusahaan industri pengolahan kakao. Menurut data International Cocoa Organization ( ICCO ), Indonesia menempati urutan ke-6 sebagai produsen biji kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading, Ghana, Ekuador, Nigeria, dan Kamerun dengan volume produksi mencapai 220.000 ton sepanjang tahun 2018.
Untuk mengembangkan industri pengolahan kakao dan meningkatkan nilai tambahnya, pemerintah mendorong pengembangan industri hilir kakao yaitu makanan berbasis kakao dan cokelat. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mendorong promosi produk olahan kakao dan cokelat Indonesia guna meningkatkan konsumsi dalam negeri.
"Industri pengolahan kakao masih bakal terus tumbuh dan berkembang, karena produknya telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat saat ini. Contohnya seperti kopi, bisa juga didorong kafe khusus cokelat. Oleh karena itu harus terus kita dorong sektornya. Sebab, Indonesia punya potensi yang sangat besar," pungkas Airlangga.
(Marjudin)

Sumber : admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:12 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of NZIA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:06 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of MPOW
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:02 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of AISA
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:59 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of UVCR
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:56 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TARA
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:53 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of STAR
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:50 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TIRT
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:47 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of WINS