Industri Rokok Tahun Ini Pulih, Rating Buy Berlaku Bagi GGRM
Tuesday, April 02, 2019       18:14 WIB

Ipotnews - Perusahaan rokok, PT Gudang Garam Tbk () mencetak laba bersih Rp2 triliun di periode triwulan IV 2018 (4Q18). Laba bersih ini turun 13 persen (YoY) dan turun 8 persen secara triwulanan (QoQ). Sedangkan laba secara setahun penuh 2018 (FY18) sebesar Rp7,7 triliun, naik tipis 0,5 persen (YoY).
Pencapaian laba ini hanya mencapai 92 persen dari estimasi (Indo Premier) dan 96 persen konsensus.
Marjin laba bersih di 4Q18 melemaah jadi 7,9 persen bila dikomparasi dengan 4Q17 sebesar 10,7 persen dan 9 persen di periode 3Q18. Sedangkan marjin bersih di FY18 sebesar 8,1 persen vs 9,3 persen pada FY17.
Analis Indo Premier Sekuritas, Raditya Immanzah mengulas, kinerja periode kali ini bukan yang terbaik seiring asumsi tidak adanya kenaikan harga pada 4Q18 dengan tujuan menaikkan market share.
"Dengan tidak adanya cukai rokok pada 2019, diyakini memiliki ruang untuk memperbaiki marjin seiring ekspektasi marjin pada proyeksi tahun 2019 akan membaik ke level 8,5 persen," ujarnya seperti dikutip dari risetnya, awal pekan ini.
Persaingan SKM
Tahun lalu merilis GG Move dan diikuti oleh karena mengubah U Bold sebagai andalan ke PM Bold. Kedua perubahan flagship tersebut masih dalam periode promosi dengan kisaran harga yang sama Rp12.000 per bungkus.
Fakta bahwa rasio beban penjualan terhadap sales di FY18 tercatat 4,9 persen relatif lebih rendah dibanding FY17 yang sebesar 5,2 persen. Hal ini diyakini masih ada ruang bagi meningkatkan biaya promosi dan melanjutkan harga promosi pada beberapa produk SKU seperti GG Move.
Selain itu sebagai perspektif, rasio beban penjualan terhadap sales di FY18 lebih tinggi di kisaran 5,9 persen versus sebesar 6,3 persen di periode FY17.
Rekomendasi
Indo Premier Sekuritas menyesuaikan kembali proyeksi sambil mempertahankan rekomendasi Buy saham . Target price ditetapkan Rp92.000 per saham. Target price ini menyiratkan P/E pada 2019 sebesar 21 kali.
"Diyakini prospek industri rokok pulih tahun ini dengan ditopang oleh naiknya biaya anggaran bantuan sosial dan keputusan pemerintah untuk menghentikan penerapan cukai rokok tahun ini," kata Analis Indo Premier tersebut.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2017A

2018A

2019F

2020F

2021F

Revenue (RpBn)

83,306

95,708

99,396

109,090

119,923

EBITDA (RpBn)

13,367

13,358

13,748

14,714

16,257

EBITDA Growth (%)

10.8

(0.1)

2.9

7.0

10.5

Net Profit (RpBn)

7,755

7,792

8,433

9,290

10,330

EPS (Rp)

4,031

4,050

4,383

4,828

5,369

EPS Growth (%)

16.2

0.5

8.2

10.2

11.2

Net Gearing (%)

43.3

33.9

26.0

20.1

13.4

PER (x)

20.6

20.5

19.0

17.2

15.5

PBV (x)

3.8

3.5

3.2

2.9

2.6

Dividend Yield (%)

3.2

3.1

2.4

2.6

2.9

EV/EBITDA (x)

13.3

13.1

12.5

11.6

9.8

 Source: , Indo Premier ; share price closing as of 1 Apr 2019 


Sumber : admin