Inflasi Amerika Lebih Tinggi dari Ekspektasi, Logam Kuning Berkilau
Friday, June 11, 2021       03:19 WIB

Ipotnews - Harga emas menguat, Kamis, setelah data menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) Amerika pada periode Mei meningkat lebih dari ekspektasi, tetapi kekhawatiran mereda terkait kemungkinan Federal Reserve mengurangi dukungan moneternya.
Harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi USD1.893,75 per ounce pada pukul 24.43 WIB, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 4 Juni di USD1.869,46 per ounce, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Kamis (10/6) atau Jumat (11/6) dini hari WIB.
Emas berjangka Amerika Serikat menetap di posisi USD1.896,40 per ounce.
Data menunjukkan IHK Amerika meningkat lebih lanjut pada Mei karena pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dari pandemi mendorong permintaan domestik. Klaim pengangguran mingguan juga turun ke level terendah dalam hampir 15 bulan.
"Terpenting (dari data inflasi tersebut) adalah pasar sangat percaya bahwa Federal Reserve tidak akan mengubah sikap dalam waktu dekat dan pedoman (kebijakan akomodatif) bagi emas tetap ada," kata Edward Moya, analis OANDA.
Beberapa tekanan harga tetap ada untuk emas, tetapi pada akhirnya keyakinan bahwa lonjakan inflasi, yang dapat memicu pengetatan kebijakan The Fed, tidak mungkin membuat emas tetap didukung, kata Moya.
Investor juga mencermati janji Bank Sentral Eropa untuk mempertahankan aliran stimulus yang stabil selama musim panas, pada pertemuan kebijakannya.
"Kami memperkirakan harga emas akan bergerak lebih tinggi dalam beberapa pekan mendatang, dan ekspektasi inflasi akan tetap menjadi titik fokus," kata Suki Cooper, analis Standard Chartered, menambahkan bahwa pertumbuhan selera investor baru-baru ini mengimbangi permintaan emas fisik yang lemah, terutama dari India dan China.
Di antara logam lainnya, paladium turun 0,6% menjadi USD2,762,56 per ounce, sementara platinum melemah 0,4% menjadi USD1.145,23 per ounce.
Menurut Jeffrey Christian, Managing Partner CPM Group, gangguan rantai pasokan semi-konduktor diyakini telah membatasi produksi mobil baru, dengan demikian turut mengekang permintaan logam kelompok platinum dan paladium (PGM), sehingga menghambat harganya.
Platinum dan paladium digunakan sebagai katalis pada kendaraan untuk mengurangi emisi.
Perak naik 0,5% menjadi USD27,88 per ounce. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru