Ini Strategi Krakatau Steel untuk Hadapi Serbuan Impor Baja
Friday, May 13, 2022       16:29 WIB

Ipotnews - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk () tidak mempermasalahkan impor besi dan baja yang saat ini berlangsung. Impor bahan baku, barang modal dan jasa adalah hal yang lumrah di semua negara. Namun dengan catatan bahwa impor tidak dilakukan dengan cara curang.
Direktur Utama , Silmy Karim menjelaskan bahwa secara kualitas produk-produk yang dihasilkan oleh perseroan sudah bisa bersaing dengan produk asing. Masalah yang terjadi adalah banyak importir yang melakukan kecurangan dalam proses importasinya demi mendapatkan keuntungan sehingga mengorbankan industri, konsumen bahkan negara.
Aksi kecurangan ini yang menjadi perhatian menejemen untuk terus memperbaiki layanan dan kualitas produk bahkan bisa bersaing secara harga. Upaya perbaikan ini dilakukan untuk mencari celah agar pengguna besi dan baja nasional dapat beralih ke produk domestik sehingga secara perlahan-lahan impor bisa ditekan.
"Yang bisa dilakukan oleh Krakatau Steel adalah membuat perusahaan semakin kompetitif.Mulai dari sisi harga, bersaing secara kualtias, atau bersaing secara  service . Kan nggak semuanya kalah," ujar Silmy Karim dalam bincang-bincang bersama awak media di Jakarta, Jumat (13/5).
Dijelaskan bahwa impor besi atau baja oleh para importir sebenarnya mengandung risiko yang sangat besar mulai dari potensi kerusakan selama perjalanan, waktu tunggu yang lama hingga kebutuhan modal kerja yang tentu lebih besar dibandingkan membeli produk dalam negeri. Edukasi hal-hal semacam ini terus dilakukan oleh demi menggaet ceruk pasar domestik yang lebih besar.
Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021, impor baja Indonesia tercatat mencapai 5,8 juta ton atau lebih tinggi 22 persen secara tahunan. Silmy berharap dengan metode pendekatan kepada pasar yang kini terus diperbaiki, nantinya dapat membuahkan hasil dengan pengurangan porsi impor. Terlebih pemerintah saat ini tengah giat untuk menggunakan produk dalam negeri.
"Intinya boleh impor asal tidak curang sehingga merugikan industri dalam negeri, merugikan pemerintah,  image  indonesia sebagai destinasi investasi juga akan buruk dan keempat merugikan konsumen karena tidak mendapatkan produk yang prima," ulasnya.
Ditegaskan Silmy bahwa manajeman akan terus berupaya mencari celah untuk memenangi persaingan industri baja. Terlebih mulai tanggal 19 Mei 2022 mendatang dirinya dikukuhkan menja Ketua Asosiasi Industri Baja tingkat Asia Tenggara. Hal ini manjadi peluang yang tepat bagi industri baja dalam negeri khususnya untuk mendapatkan pasar ekspor baru. Posisi ini juga bisa dimanfaatkan oleh Silmy Karim untuk mencari mitra stretagis dalam upaya pengembangan industri baja nasional.
"Dengan saya menjadi Ketua Asosiasi Se Asia Tenggara pada 19 Mei ini, saya bisa memiliki akses bukan hanya ke industri, tapi juga  market . Jadi kenapa nggak kolaborasi dari pada harus berasing," ujarnya. (Marjudin)

Sumber : Admin