Inilah Saham Paling Moncer Di BEI Dan Asia Pekan Terakhir Mei 2020
Sunday, May 24, 2020       17:15 WIB

Ipotnews - Sepanjang pekan terakhir dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) PT Bank Permata Tbk () menjadi emiten yang paling banyak diperdagangkan dari sisi volume dan nilai.
Apalagi perdagangan saham semakin ramai setelah diakuisisi oleh Bangkok Bank. Pada pekan ini, Bangkok Bank Public Company Limited telah menyelesaikan akuisisi 89,12 persen kepemilikan saham PT Astra International Tbk dan Standard Chartered PLC di .
Berdasarkan data seperti dikutip Bisnis, Sabtu (23/5) frekuensi perdagangan mencapai 4.507 kali, dengan jumlah volume 24.816. Total transaksi selama sepekan mencapai Rp33,41 triliun.
Sementara nilai transaksi saham tertinggi kedua adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk () dan PT Bank Central Asia Tbk () masing-masing senilai Rp3,4 triliun dan Rp2,74 triliun.
Selama sepekan terakhir, saham membentuk kurva U, yang diperdagangkan pada kisaran Rp2.160-Rp2.500 per saham. Sedangkan, saham selama sepekan terakhir terkoreksi 6,75 persen, dan diperdagangkan pada level Rp23.400-Rp25.500 per saham.
Untuk emiten lain yang mencatatkan perdagangan dengan nilai tinggi adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (), PT Bank Mandiri Tbk () dan PT Astra International Tbk (). masing-masing memiliki nilai Rp1,97 triliun, Rp1,32 triliun, Rp1,21 triliun dan Rp865,7 miliar.
Tiga emiten lain terakhir yang masuk dalam 10 saham dengan nilai tertinggi yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (), PT Bintang Oto Global Tbk () dan PT Unilever Indonesia Tbk (). Masing-masing senilai Rp701,66 miliar, Rp462,78 miliar dan Rp394,55 miliar.
Sementara untuk pergerakan bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan pekan ini bervariatif. Berdasarkan data seperti dikutip CNBC Indonesia, Minggu (24/3), setelah di tutup babak belur pada hari Jumat (22/5) ternyata sebagian besar bursa di kawasan Asia masih hijau selama minggu berjalan.
Pergerakan Bursa Besar di Asia Week to Date

Indeks

WTD

IHSG

0,85%

Nikkei

1,75%

Hang Seng

-3,64%

STI Singapore

2,61%

Kospi

2,22%

SH Comp.

-1,90%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 6 indeks di Asia yang dipantau Hang Seng Hong Kong mengalami penurunan mingguan yang paling dalam yaitu sebesar 3,64%.
Hal ini terjadi setelah Jumat (22/5) kemarin Indeks Hang Seng ambruk sebesar 5,56% setelah pelaku pasar merespons kabar bahwa Beijing siap mencanangkan undang-undang baru terkait keamanan Hong Kong. Aturan ini dikhawatirkan akan menimbulkan gelombang protes baru dari para demonstran di Hong Kong.
Di bursa Saham China Daratan, Shanghai Stock Exchange (SSE) juga mengalami depresiasi mingguan sebesar 1,90%, penurunan ini juga dampak dari Premier China Li Ke Qiang mengumumkan bahwa China tidak akan menentukan target Produk Domestik bruto (GDP) tahun ini dikarenakan berbagai ketidakpastian ekonomi yang dikarenakan pandemi Covid-19.
Sedangkan kenaikan tertinggi dicatatkan oleh indeks STI Singapore yaitu sebesar 2,61% setelah dilonggarkanya karantina.
Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berhasil terapresiasi sebesar 0,85%. Berhasilnya IHSG finis di zona hijau sendiri tidak lepas dari lolosnya IHSG dari tumbangnya bursa di Asia pada Jumat (22/5) lalu karena IHSG libur menjelang Lebaran. (winardi)

Sumber : Admin