Inovasi Produk Sebagai Katalis, UNVR Layak Beli di Target Harga Rp54.000
Thursday, September 19, 2019       14:17 WIB

Ipotnews - Dengan inovasi produk sebagai katalis utama, saham Unilever Indonesia () dipertahankan Indo Premier Sekuritas di rekomendasi Beli (Buy) dengan target harga dipatok Rp54.000 per saham.
Dalam paparan risetnya, Kamis (19/9), Tim Analis Indo Premier Sekuritas menggarisbawahi sejumlah catatan terhadap kinerja perseroan. Antara lain, secara agresif telah meluncurkan total 4 merek baru dari seluruh divisi sepanjang tahun 2019 berjalan (year-to-date/YTD), di bandingkan hanya 1-2 produk rata-rata per tahun sebelumnya. "Inovasi produk yang menarik akan mendorong pertumbuhan yang lebih baik," tegas Tim Analis.
Empat produk yang dirilis dalam tahun berjalan ini mulai dari Seru! es krim murah yang didukung oleh merek andalan Walls, produk perawatan kulit yang menargetkan pangsa pasar Muslim (Nameera), perawatan pribadi yang ramah lingkungan 'Love Beauty and Planet', hingga Hellmann's Mayonnaise. Produk inovasi ini, selain peremajaan untuk beberapa merek utama seperti Pond, bisa memastikan pertumbuhan yang lebih baik di masa depan.
" mencatat awal yang cukup baik dengan pertumbuhan pendapatan 6,6% (yoy), jika mengecualikan spread divestasi," terang Tim Analis.
Di sisi lain, harga komoditas yang stabil dan rupiah akan memastikan GPM yang lebih baik.
Dengan penguatan rupiah terhadap dolar AS yang saat ini berada di kisaran Rp14.000/dolar, lalu harga minyak berada dalam tren menurun hingga pekan lalu, kami memproyeksikan marjin laba kotor (GPM) untuk tahun anggaran 2019 (FY19F) akan sedikit meningkat sebesar 10 basis poin (bps) menjadi 50,6%, yang juga dikontribusikan penjualan yang lebih tinggi dari produk HPC dengan GPM lebih tinggi dari 53,6% berbanding produk F&B dengan GPM 43,8%.
Catatannya, risiko datang dari gejolak harga minyak setelah serangan terhadap fasilitas minyak terbesar Arab Saudi akhir pekan lalu, yang disebut-sebut memangkas 50% produksi negara itu, sehingga mendorong kenaikan harga minyak cukup tinggi.
Tambahan informasi, selama beberapa tahun terakhir, secara signifikan telah mengurangi biaya iklan. Pada semester I 2019 (1H19), biaya iklan setara 5,6% dari penjualan (berbanding rata-rata 5 tahun di angka 7,0%).
Rekomendasi
Indo Premier menetapkan saham di rating Buy, setelah mengalami de-rating 6,8% (YTD), yang terutama dikarenakan indeks yang disesuaikan dengan free-float.
Mulai dengan Beli
" mungkin tidak akan kembali ke era pertumbuhan top-line dua digit, tetapi harus melewati pertumbuhan top-line single-digit yang rendah pada 2017-18. Dengan itu, kami pikir layak untuk kembali memperdagangkan ke rata-rata historis 5 tahun yakni 48,5 kali P/E 2020F, di mana kami mematok target harga sebesar Rp54.000 dengan rekomendasi Buy, dan momentum penjualan yang didorong oleh inovasi sebagai katalis utamanya," papar ulas Tim Analis.

Sumber : admin