Investor Berhati-hati Jelang Data Tenaga Kerja Amerika, Wall Street Melempem
Tuesday, December 05, 2023       04:45 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir di zona merah, Senin, menghentikan reli pekan lalu, karena investor menjadi berhati-hati menjelang data ketenagakerjaan yang dirilis minggu ini, yang dapat mengubah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga awal tahun depan.
Indeks berbasis luas S&P 500 ditutup turun 0,54% atau 24,85 poin menjadi 4.569,78, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Senin (4/12) atau Selasa (5/12) pagi WIB.
Sementara itu, Nasdaq Composite Index melorot 0,84% atau 119,54 poin menjadi 14.185,49, sedangkan Dow Jones Industrial Average melemah 0,11% atau 41,06 poin menjadi 36.204,44.
Laju S&P 500 tersendat, dengan perusahaan megacaps seperti Microsoft, Apple, Nvidia dan Amazon merosot lebih dari 1%, tertekan imbal hasil US Treasury yang lebih tinggi, yang membuat return saham kurang menarik.
S&P 500 mencatat penutupan tertinggi tahun ini pada sesi Jumat karena pernyataan dari Chairman Fed Jerome Powell mengakui perlunya bank sentral untuk "bergerak maju dengan hati-hati" di tengah tanda-tanda pelemahan ekonomi, komentar yang memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral telah selesai menaikkan suku bunga.
Sejauh tahun ini, S&P 500 tercatat melambung 19%, sedangkan Nasdaq melejit 24%.
Saham berkapitalisasi kecil menguat Senin, dengan Russell 2000 melesat sekitar 1% dan menjadikan kenaikan tahun ini hampir 7%.
"Kita memiliki pertemuan penting the Fed, dan yang menjadikannya penting adalah tiba-tiba pasar memutuskan akan melakukan pemangkasan suku bunga awal tahun depan," ujar Tom Martin, Portfolio Manager GLOBALT Investments di Atlanta.
Volume di bursa Wall Street relatif besar, dengan 12,7 miliar lembar saham diperdagangkan, dibandingkan rata-rata 10,6 miliar lembar saham pada 20 sesi sebelumnya.
Layanan ride-hailing Uber Technologies melonjak 2,2% setelah pengumuman Jumat bahwa mereka akan bergabung dengan S&P 500 efektif pada 18 Desember.
Saham Alaska Air Group anjlok 14% setelah maskapai tersebut mengatakan pada Minggu akan mengakuisisi rekannya Hawaiian Holdings senilai USD1,9 miliar, termasuk utang. Nilai saham Hawaii hampir tiga kali lipat, membantu mengangkat indeks Russel.
Fokus utama ekonomi makro minggu ini adalah laporan ketenagakerjaan periode November yang akan dirilis Jumat, yang dapat membantu investor mengukur kemungkinan jalur suku bunga the Fed, serta potensi "soft landing" - di mana the Fed berhasil mengendalikan inflasi sambil menghindari resesi.
Trader secara luas memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan minggu depan. Suku bunga berjangka menunjukkan kemungkinan 58% the Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada Maret 2024, menurut FedWatch Tool CME Group.
Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa pasar terlalu cepat memperkirakan suku bunga yang lebih rendah.
Menambah tekanan pada sesi Senin adalah kekhawatiran baru tentang meluasnya perang di Israel dan Gaza setelah serangan terhadap tiga kapal komersial di Laut Merah bagian selatan.
Saham perusahaan mata uang kripto seperti Coinbase Global, Riot Platforms dan Marathon Digital melesat antara 5% dan 9% setelah bitcoin melampaui USD40.000 untuk pertama kalinya tahun ini. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-3M Company (3,61%)
-Merck & Company Inc (1,56%)
-Nike Inc (1,46%)
Saham berkinerja terburuk
-Salesforce Inc (-3,59%)
-Intel Corporation (-3,18%)
-Microsoft Corporation (-1,43%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Bath & Body Works Inc (8,91%)
-IDEXX Laboratories Inc (7,05%)
-Norwegian Cruise Line Holdings Ltd (6,64%)
Saham berkinerja terburuk
-Alaska Air Group Inc (-14,25%)
-Albemarle Corp (-4,96%)
-Freeport-McMoran Copper & Gold Inc (-4,14%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Hut 8 Mining Corp (363,00%)
-SilverSun Technologies Inc (240,33%)
-Hawaiian Holdings Inc (192,59%)
Saham berkinerja terburuk
-U Power Ltd (-55,59%)
-Meta Materials Inc (-36,45%)
-Conduit Pharmaceuticals Inc (-34,48%).

Sumber : Admin