Investor Cermati Paket Stimulus Amerika, Dolar Bangkit Lagi
Tuesday, August 11, 2020       04:23 WIB

Ipotnews - Dolar menguat, Senin, termasuk versus mata uang utama seperti euro dan franc Swiss, karena investor terfokus pada rencana stimulus fiskal di Amerika Serikat serta ketegangan AS-China menjelang perundingan perdagangan pekan ini.
Dolar AS melesat ke level tertinggi satu pekan terhadap euro dan mata uang Swiss, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Senin (10/8) atau Selasa (11/8) pagi WIB.
Indeks Dolar (Indeks DXY) juga menghapus beberapa kerugian dari periode Juli ketika anjlok 4%. Data laporan penggajian non-pertanian yang dirilis Jumat menenangkan kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja AS, tetapi dolar masih membukukan penurunan mingguan ketujuh berturut-turut.
Setelah perundingan di Washington mengenai stimulus fiskal putaran berikutnya menemui kegagalan, Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif, Sabtu, memulihkan sebagian pembayaran tunjangan pengangguran yang ditingkatkan bagi jutaan orang Amerika yang kehilangan pekerjaan.
"Kita tidak mendapatkan kesepakatan di Capitol Hill pekan lalu, tetapi Presiden Trump dapat menandatangani tindakan eksekutif tersebut. Jadi kita mendapatkan beberapa stimulus, tetapi itu tidak cukup," kata Ed Moya, analis OANDA di New York.
"Saat ini, kita mungkin akan melihat sedikit konsolidasi pergerakan besar FX minggu ini. Tetapi prospek jangka panjang cukup positif pada euro, jadi kita akan melihat orang akan melakukan pembelian saat terjadi penurunan."
Pada perdagangan petang, euro turun 0,3% terhadap dolar menjadi USD1,1746, sedangkan  greenback  naik 0,3% versus franc Swiss menjadi 0,9152 franc. Terhadap yen, dolar sedikit berubah menjadi 105,93 yen.
Pada akhir perdagangan di New York, poundsterling Inggris naik menjadi USD1,3068 dari USD1,3051 di sesi sebelumnya. Dolar Australia menguat jadi USD0,7151 dari USD0,7149. Sementara,  greenback  turun menjadi 1,3352 dolar Kanada dari 1,3385 dolar Kanada.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,15 persen menjadi 93,57.
Shaun Osborne, Kepala Strategi FX Scotiabank di Toronto, meyakini dolar akan tetap lemah dalam jangka menengah tetapi tidak jeblok. Dia melihat kemungkinan koreksi jangka pendek atau setidaknya moderasi.
"Kami pikir latar belakang fundamental yang memberikan dukungan bagi dolar AS dalam dua tahun terakhir berubah lebih buruk dan investor akan terus mencari prospek ekonomi yang lebih baik atau keuntungan di pasar non-dolar AS dalam beberapa bulan mendatang," kata Osborne.
Spekulan meningkatkan  net short position  dolar pada pekan terakhir, menurut data berjangka mingguan, Jumat.
Penguatan dolar pada akhir pekan lalu juga karena meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, dengan AS menjatuhkan sanksi kepada sejumlah pejabat tinggi Hong Kong dan China.
Ini terus mendorong investor menuju  safe-haven  dolar pada sesi Senin. China menjatuhkan sanksi kepada 11 warga Amerika, termasuk sejumlah legislator.
Pejabat senior AS dan China akan bertemu melalui telekonferensi, Sabtu, untuk meninjau implementasi kesepakatan perdagangan Fase 1 dan kemungkinan saling menyampaikan keluhan. (ef)

Sumber : Admin