Investor Konsolidasikan Keuntungan, Dolar Tersungkur dari Level Puncak 5 Bulan
Thursday, April 18, 2024       05:07 WIB

Ipotnews - Dolar melemah, Rabu, untuk pertama kalinya dalam enam hari, karena investor mengkonsolidasikan keuntungan setelah pejabat Federal Reserve mengulangi siklus penurunan suku bunga terhenti sambil menunggu data ekonomi terbaru, sementara prospek pelonggaran moneter bank sentral utama lainnya tetap tidak berubah.
Greenback juga tersungkur dari level tertinggi lima setengah bulan yang dicapai pada sesi Selasa. Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, terakhir turun 0,4% menjadi 105,89. Sepanjang tahun ini, indeks tersebut melambung sekitar 4,7%, demikian laporan  Reuters,  di New York, Rabu (17/4) atau Kamis (18/4) pagi WIB.
"Saya melihat pergerakan hari ini lebih merupakan koreksi kecil dibandingkan apa pun," kata Helen Given, trader valas di Monex USA, Washington.
"Panel (Chairman Fed Jerome) Powell kemarin adalah penggerak pasar yang besar selama seminggu terakhir, dan sekarang trader tampaknya melakukan lindung nilai di sisi lain pasar, jadi kita melihat pullback hari ini. Kita mencapai titik di mana pasar telah memperhitungkan penurunan suku bunga dari the Fed, sehingga aliran dana menjadi sedikit lebih normal."
Petinggi bank sentral AS, termasuk Powell, Selasa, hanya memberikan sedikit indikasi mengenai kapan suku bunga akan diturunkan, dan malah mengatakan bahwa kebijakan moneter perlu bersifat restriktif lebih lama.
Data terbaru menunjukkan perekonomian Amerika Serikat masih lebih kuat dari perkiraan, mendorong investor mengurangi spekulasi terhadap penurunan suku bunga di masa mendatang. Hal ini sekali lagi terlihat dalam "Beige Book" terbaru the Fed, yang dirilis Rabu. Laporan tersebut mengindikasikan aktivitas ekonomi AS sedikit meningkat dari akhir Februari hingga awal April, dan perusahaan mengisyaratkan mereka memperkirakan tekanan inflasi akan tetap stabil.
Sementara itu, risiko meluasnya konflik Timur Tengah menambah daya tarik dolar sebagai safe-haven dalam jangka pendek.
Setelah data indeks harga konsumen (CPI) AS yang lebih tinggi dari perkiraan, pekan lalu, pasar mengurangi ekspektasi jumlah pemotongan suku bunga sebesar seperempat poin oleh the Fed pada tahun ini menjadi kurang dari dua. Yang pertama sekarang terlihat pada September, lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, yakni Juni, menurut aplikasi suku bunga LSEG .
Pandangan yang lebih hawkish dari the Fed menyebabkan imbal hasil Treasury bergerak lebih tinggi dan memperkuat prospek dolar.
"Jika tidak ada alasan lain selain the Fed mempertahankan suku bunga tetap tinggi, ini akan menarik aliran dana ke Amerika," kata Thierry Wizman, analis Macquarie di New York, seraya menambahkan bahwa volatilitas yang lebih besar di seluruh pasar karena imbal hasil yang lebih tinggi dapat mendorong peralihan yang berkualitas ke dolar.
Selain itu, data ekonomi Amerika, tidak seperti China dan Eropa, masih cukup kuat, tambah Wizman.
Terhadap yen, dolar turun 0,3% menjadi 154,32 yen. Depresiasi ini terjadi setelah para pemimpin keuangan dari Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan sepakat untuk berkonsultasi secara erat mengenai pasar valuta asing dalam pertemuan trilateral pertama mereka, Rabu. Pernyataan tersebut mengakui kekhawatiran Tokyo dan Seoul atas penurunan tajam mata uang mereka baru-baru ini.
"Saya melihat pernyataan seperti itu tidak biasa dan menjadi landasan bagi intervensi pejabat mata uang Jepang dalam waktu dekat," kata Given. "Saya bisa melihat sejumlah langkah konkrit dari otoritas Jepang secepatnya pada akhir minggu ini."
Dolar mencapai 154,79 yen, Selasa, yang merupakan level terlemah dalam 34 tahun.
Pelaku pasar menaikkan standar kemungkinan intervensi oleh otoritas Jepang untuk menopang yen, sekarang menyebutkan level 155 dari sebelumnya 152, bahkan jika mereka yakin Jepang dapat mengambil tindakan kapan saja.
Trader juga percaya selama penurunan yen terjadi secara bertahap dan dipimpin oleh faktor fundamental, maka kemungkinan intervensi Jepang akan rendah.
Jepang terakhir kali melakukan intervensi di pasar mata uang pada 2022, menghabiskan sekitar USD60 miliar untuk mempertahankan yen.
Dalam mata uang lainnya, euro naik 0,5% menjadi USD1,0667.
Pengambil kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB) terus menyarankan pemangkasan suku bunga pada Juni, Selasa, karena inflasi masih berada di jalur untuk turun kembali ke 2% pada 2025, meskipun jalur harga masih bergelombang. (ef)

Sumber : Admin