Investor Lebih Hati-hati Jelang Pertemuan OPEC+, Minyak Naik Tipis
Wednesday, November 29, 2023       14:14 WIB

Ipotnews - Minyak menguat, Rabu, ketika investor menjadi lebih berhati-hati menjelang pertemuan penting OPEC + untuk memutuskan kebijakan produksi dalam beberapa bulan mendatang, sementara gangguan pasokan yang disebabkan badai di Laut Hitam memberikan dorongan pada harga.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 8 sen atau 0,10% menjadi USD81,76 per barel pada pukul 13.57 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Rabu (29/11).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), bertambah 21 sen, atau 0,27%, menjadi USD76,62 per barel.
Kedua minyak acuan tersebut melambung sekitar 2% pada penutupan Selasa di tengah kemungkinan Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya seperti Rusia ( OPEC +), akan memperpanjang atau memperdalam pemotongan pasokan, serta kekhawatiran terhadap produksi minyak Kazakhstan dan melemahnya dolar AS.
"Investor menutup short position menjelang pertemuan OPEC + di tengah kekhawatiran atas gangguan pasokan dari Kazakhstan," kata Hiroyuki Kikukawa, Presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities.
"Semua perhatian tertuju pada kebijakan OPEC + dan prospek permintaan menjelang akhir tahun ini, namun WTI diperkirakan melayang sekitar USD76, dengan kisaran masing-masing di atas dan di bawah USD5, untuk sementara waktu kecuali OPEC + secara signifikan memperluas pengurangan produksinya."
OPEC + akan mengadakan pertemuan tingkat menteri secara online, Kamis, untuk membahas target produksi 2024, setelah menunda pertemuan tersebut dari 26 November.
Pembicaraan tersebut akan sulit dilakukan dan perpanjangan perjanjian sebelumnya lebih mungkin terjadi dibandingkan pengurangan produksi yang lebih besar, kata empat sumber OPEC +.
"Jika mereka ( OPEC +) gagal mencapai kesepakatan awal, kita tidak dapat mengesampingkan risiko penundaan pertemuan lebih lanjut, yang kemungkinan akan memberikan tekanan pada harga minyak," kata Warren Patterson dan Ewa Manthey, analis ING.
"Prospek pasar minyak pada 2024 akan sangat bergantung pada kebijakan OPEC +."
Badai hebat di wilayah Laut Hitam mengganggu hingga 2 juta barel per hari ekspor minyak dari Kazakhstan dan Rusia, menurut pejabat negara dan agen pelabuhan, sehingga memicu kekhawatiran akan terbatasnya pasokan jangka pendek.
Ladang minyak terbesar di Kazakhstan mengurangi produksi minyak harian gabungan sebesar 56% mulai 27 November, kata kementerian energi negara itu.
Minyak juga mendapatkan dukungan dari depresiasi dolar dan penurunan persediaan minyak mentah Amerika.
Indeks Dolar (Indeks DXY) melemah mendekati level terendah tiga bulan terhadap mata uang utama lainnya, Rabu, karena meningkatnya ekspektasi Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga awal tahun depan.
Pelemahan dolar biasanya mendukung harga minyak karena membuat komoditas itu lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun 817.000 barel, pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute.
Delapan analis yang disurvei  Reuters  memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 900.000 barel dalam sepekan hingga 24 November. Data mingguan stok pemerintah AS akan dirilis Rabu. (ef)

Sumber : Admin