Investor Merespons Proposal Pajak Biden, Bursa Wall Street Terjerembab
Friday, April 23, 2021       04:51 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melemah, Kamis, karena laporan Presiden Joe Biden berencana untuk melipatgandakan pajak  capital gain,  sehingga memberikan alasan bagi investor untuk mengambil keuntungan di pasar yang bergerak tanpa arah menjelang rilis laporan keuangan raksasa teknologi pekan depan.
Tiga indeks utama Wall Street juga jatuh karena laporan bahwa Biden berencana menaikkan pajak penghasilan bagi orang kaya, sebuah proposal yang menurut beberapa kalangan akan sangat sulit untuk disahkan di Kongres.
Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 321,41 poin, atau 0,94%, menjadi 33.815,90, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  di New York, Kamis (22/4) atau Jumat (23/4) pagi WIB. Pada titik terendah sesi Kamis, indeks  blue-chip  itu sempat merosot 420 poin.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 menghapus kenaikan sebelumnya dan ditutup 0,92% lebih rendah atau -38,44 poin menjadi 4.134,98, sedangkan Nasdaq Composite Index menyusut 0,94% atau 131,80 poin menjadi 13.818,41.
"Jika ada peluang untuk lolos, kita akan turun 2.000 poin," kata Thomas Hayes, Chairman Great Hill Capital LLC.
Paul Nolte, Manajer Portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago, mengatakan ketika sebuah proposal diajukan tentang menaikkan pajak atau  capital gain,  semua orang menjadi bersemangat, menjual lebih dulu dan mengajukan pertanyaan kemudian. "Ini lebih merupakan reaksi spontan jangka pendek," katanya.
Biden akan mengusulkan untuk menaikkan tarif pajak pendapatan marjinal menjadi 39,6% dari 37% dan hampir menggandakan pajak  capital gain  menjadi 39,6% untuk orang-orang yang berpenghasilan lebih dari USD1 juta, tutur narasumber kepada  Reuters. 
Proposal tersebut menargetkan sekitar USD1 triliun bagi  child care , pendidikan pra-taman kanak-kanak universal dan cuti berbayar untuk pekerja, kata sumber tersebut.
Pasar agak lesu setelah Dow dan S&P 500 mencapai level tertinggi sepanjang masa, baru-baru ini, karena investor menunggu panduan dari Microsoft Corp, induk usaha Google, Alphabet Inc, dan Facebook Inc ketika mereka melaporkan labanya pekan depan.
"Sampai kita keluar dari kekosongan informasi ini, pasar pada umumnya akan bergerak tanpa arah," kata Hayes. "Yang terpenting untuk bergerak maju adalah berapa laba raksasa teknologi itu minggu depan?"
Selama sesi tersebut, sektor  healthcare  S&P 500 menyentuh rekor tertinggi baru, sementara industri membukukan kenaikan terbesar.
American Airlines Group Inc dan Southwest Airlines Co melaporkan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan, menandakan kebangkitan dalam permintaan aktivitas perjalanan. Kedua sahamnya jatuh, dengan American anjlok 4,5% dan Southwest merosot 1,6%.
Investor menyambut baik data yang menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran minggu lalu turun ke level terendah satu tahun yang baru. Laporan Departemen Tenaga Kerja menyebutkan PHK mereda dan ekspektasi meningkat untuk pertumbuhan lapangan kerja pada periode April.
Cepatnya peluncuran vaksinasi di Amerika meningkatkan prospek ekonomi karena orang-orang merencanakan liburan musim panas, tetapi lonjakan kasus Covid-19 di India dan tempat lain di Asia membuat investor ketar-ketir, tutur Hayes.
Ekuitas kemungkinan telah mencapai puncak jangka pendek karena ekspektasi terlalu tinggi, kata Randy Frederick, Vice President Charles Schwab.
"Akan ada pergerakan positif yang berkelanjutan sepanjang sisa tahun ini, tetapi kita bakal mengalami semacam kemunduran dalam waktu yang sangat singkat," ucap dia. "Kemudian  dip buyer  akan menarik diri."
Laba kuartal pertama diperkirakan meningkat 31,9% dari tahun lalu, level tertinggi sejak kuartal keempat, menurut data IBES Refinitiv.
Semua 11 sektor S&P 500 ditutup lebih rendah terbebani kejatuhan saham Microsoft, Apple Inc, Amazon.com Inc dan Tesla Inc.
Pabrikan  chip , Intel Corp, memperkirakan pendapatan kuartal kedua di atas target Wall Street, mempertaruhkan prosesor generasi berikutnya bagi pusat data dan PC akan memenuhi permintaan yang meningkat untuk layanan berbasis  cloud.  Sahamnya tergelincir sekitar 1% pada perdagangan  after-hours .
AT&T Inc mengalahkan target pendapatan Wall Street karena pembukaan kembali ekonomi Amerika menyusul pembatasan terkait pandemi mendorong penjualan ponsel pintar dan bisnis media. Saham AT&T melambung 4,2%.
Biogen Inc mengalahkan ekspektasi laba kuartalan pada penjualan yang lebih kuat dari perkiraan untuk obat gangguan otot, namun kekhawatiran atas ketergantungannya pada terapi Alzheimer yang belum disetujui, aducanumab, membebani sahamnya. Saham Biogen merosot 4,0%. (ef)

Sumber : Admin