Investor Telaah Ulang Data Stok Amerika, Minyak Bergerak Positif
Thursday, March 28, 2024       13:20 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Kamis, setelah penurunan dua sesi berturut-turut, karena investor menilai kembali data terbaru persediaan minyak mentah dan bensin Amerika dan kembali ke pola beli.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Mei, patokan internasional, naik 35 sen, atau 0,41%, menjadi USD86,44 per barel, sementara kontrak Juni yang lebih aktif diperdagangkan bertambah 32 sen, atau 0,4%, menjadi USD85,73. Kontrak Mei berakhir Kamis.
Patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei, meningkat 48 sen, atau 0,59%, menjadi USD81,83 per barel pada pukul 13.01 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Tokyo, Kamis (28/3).
Kedua tolok ukur tersebut berada di jalur untuk berakhir lebih tinggi selama tiga bulan berturut-turut, dan melonjak sekitar 4,5% dari bulan lalu.
Pada sesi sebelumnya, harga minyak tertekan menyusul kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah dan bensin Amerika, pekan lalu, didorong lonjakan impor minyak mentah dan lesunya permintaan bensin, menurut data Badan Informasi Energi (EIA) AS.
Namun, peningkatan stok minyak mentah itu lebih kecil dari proyeksi American Petroleum Institute.
"Kami...memperkirakan persediaan minyak AS akan naik kurang dari biasanya sebagai cerminan dari defisit tipis pasar minyak global," kata Bjarne Schieldrop, Kepala Analis SEB Research.
"Hal ini kemungkinan akan memberikan dukungan terhadap harga minyak mentah Brent ke depan."
Juga memberikan dukungan terhadap harga adalah tingkat pemanfaatan kilang di Amerika, yang naik 0,9 poin persentase, pekan lalu.
Data inflasi yang mengecewakan baru-baru ini menegaskan alasan bagi Federal Reserve untuk menunda pemotongan suku bunga, kata Gubernur Fed, Rabu, namun dia tidak mengesampingkan pemangkasan pada akhir tahun.
"Pasar cenderung sejalan dalam memperhitungkan Juni saat dimulainya pemotongan suku bunga bagi the Fed dan Bank Sentral Eropa," kata analis JPMorgan. Suku bunga yang lebih rendah mendukung permintaan minyak.
Investor akan mengamati isyarat dari pertemuan Joint Monitoring Ministerial Committee kelompok produsen Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) minggu depan di tengah kekhawatiran pasokan terkait risiko geopolitik.
OPEC + kemungkinan tidak akan melakukan perubahan kebijakan output minyak sampai pertemuan tingkat menteri pada Juni, namun tanda-tanda anggota tidak mematuhi kuota produksi saat ini akan dipandang sebagai bearish, kata analis ANZ Research.
"Tidak adanya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas terus meningkatkan ketegangan di Timur Tengah," kata ANZ. (ef)

Sumber : Admin