Investor akan Tingkatkan Alokasi Dana ke Pasar Kredit Swasta, Survei Menunjukkan
Monday, December 11, 2023       15:28 WIB

Ipotnews - Hampir separuh dari investor pasar berencana untuk meningkatkan target alokasi mereka ke  private credit  senilai USD1,6 triliun.  Private credit  adalah pinjaman langsung yang diberikan lembaga keuangan non-bank kepada perusahaan swastayang kerap disebut sebagai kredit alternatif.
Hasil survei Global Private Equity Barometer dari pengelola aset alternatif, Coller Capital, London menemukan bahwa 44% investor berencana untuk meningkatkan kepemilikan mereka di kredit swasta. Nilai tersebut melampaui persentase investor yang berniat untuk meningkatkan keterlibatan mereka di kelompok set lainnya, seperti infrastruktur, real estat, dan ekuitas swasta.
Global Private Equity Barometer dari Coller Capital mensurvei 110 investor pasar swasta, dengan total dana kelolaan sebesar USD2,2 triliun.
Para investor silih berganti menyalurkan dananya masuk ke pasar kreditswasta pada tahun ini, dengan sejumlah bank dan manajer aset mengucurkan modal dan sumber daya ke dalam industri yang sedang berkembang pesat. Aksi ini berkaitan dengan posisi kredit yang relatif lebih senior dalam struktur modal peminjam jika dibandingkan dengan ekuitas.
Suku bunga yang lebih tinggi juga telah meningkatkan imbal hasil dari produk suku bunga mengambang, yang mengarah pada lingkungan penggalangan dana yang lebih kuat dibandingkan dengan ekuitas swasta.
Menurut Ed Goldstein, mitra dan CIO Coller Credit Secondaries, profil risiko kredit swasta yang lebih rendah kemungkinan besar akan terbukti menarik bagi investor. Bahkan jika potensi imbal hasil lebih rendah beberapa poin persentase dibandingkan dengan ekuitas swasta,.
"Dengan dasar nilai relatif, Anda akan berpikir keras tentang berapa banyak yang ingin saya alokasikan untuk ekuitas swasta versus kredit swasta," katanya, seperti dikutip Bloomberg, Senin (11/12).
Tren terhadap kredit swasta sangat kuat di kawasan Asia Pasifik, di mana 72% investor berencana untuk meningkatkan alokasi mereka. Goldstein mengatakan bahwa minat dari para investor Asia sebagian disebabkan oleh lambatnya penyebaran dana tahun lalu, yang didorong oleh reorganisasi portofolio, regulasi dan kontrol modal.
Situasi yang Mendukung
Survei ini juga menemukan bahwa 45% investor merasa bahwa tingkat suku bunga saat ini mendukung kinerja kredit swasta. Sementara itu, 36% mengatakan bahwa dampak suku bunga yang lebih tinggi terhadap portofolio kredit yang belum mereka lihat.
"Dampak ganda yang mungkin Anda rasakan 12-18 bulan yang lalu berupa suku bunga yang lebih tinggi dan spread yang lebih tinggi karena pasar sedikit goyah dan khawatir akan terjadinya resesi, kini sudah tidak ada lagi," ujar Goldstein.
"Saya rasa, Anda mungkin berada di posisi teratas di pasar kredit swasta, dalam hal hasil investas yang dapat Anda raih hari ini dibandingkan setahun yang lalu," ujarnya. Lebih banyak pendatang baru dan perlambatan dalam M&A telah menyebabkan kompresi margin tahun ini, tambahnya.
Berikut adalah beberapa poin menarik lainnya dari survei tersebut:
  • 76% responden mengatakan bahwa pengelola kredit swasta akan meningkatkan pinjaman kepada industri ekuitas swasta, lebih cepat dibanding bank selama 1-2 tahun ke depan
  • 88% peserta survei mengatakan bahwa menggunakan utang untuk mendanai komitmen baru bukanlah pendekatan yang tepat dalam 1-2 tahun ke depan
  • 58% perseta survei mengantisipasi konsolidasi lebih lanjut dari para manajer investasi pasar kredit swasta dalam 3-5 tahun ke depan
  • Sekitar separuhnya memperkirakan akan ada lebih banyak peluang investasi bersama dalam 12 bulan ke depan di semua kawasan, sementara seperlima peserta survei melaporkan minat yang lebih besar untuk investasi ini. (Bloomberg)



Sumber : admin

berita terbaru