Jagung Berjangka Turun Tipis Setelah Reli ke Level Tertinggi 5 Bulan
Monday, December 09, 2024       14:22 WIB

Ipotnews - Jagung berjangka Chicago melemah, Senin, karena trader mengambil jeda dari reli yang dipicu technical buying dan ekspor Amerika yang kuat, mendorong harga ke level tertinggi dalam lima bulan pada sesi Jumat.
Harga kedelai berjangka melorot, dengan melimpahnya pasokan membatasi pasar. Namun, gandum menguat setelah Rusia menaikkan bea ekspor untuk biji-bijian tersebut.
Kontrak jagung yang paling aktif di Chicago Board of Trade ( CBOT ) turun 0,11% atau 50 sen menjadi USD439,50 per bushel pada pukul 13.53 WIB, setelah melesat ke posisi USD441 pada sesi Jumat, level tertinggi sejak 28 Juni, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Canberra, Senin (9/12).
Sementara, harga kedelai CBOT berkurang 0,05% atau 50 sen menjadi USD993,25 per bushel, sedangkan gandum naik 0,45% atau USD2,50 menjadi USD559,75 per bushel.
Pergerakan teknikal jagung yang bullish menampilkan kontrak Maret yang diperdagangkan secara aktif memantul dari rata-rata pergerakan 100 hari (MA100), Kamis, menembus MA50 untuk ditutup di atas level tertinggi sesi sebelumnya dan memicu aksi beli lanjutan.
Spekulan bersikap positif pada jagung dan kembali menjadi net buyer pada sesi Jumat, kata sejumlah trader.
Penjualan ekspor yang lebih besar dari perkiraan dalam laporan mingguan Departemen Pertanian Amerika Serikat ( USDA ) juga mendukung harga.
Trader menunggu laporan penawaran dan permintaan bulanan USDA , Selasa. Analis memperkirakan lembaga tersebut akan memangkas estimasi stok akhir jagung AS tahun 2024-25, menurut survei  Reuters. 
Harga yang rendah memicu kekhawatiran bahwa petani AS akan beralih dari jagung ke tanaman yang lebih menguntungkan pada 2025, yang mengarah ke panen yang lebih sedikit, ungkap analis Rabobank, Vitor Pistoia.
Meski demikian, prospek produksi Amerika Selatan yang besar masih membayangi pasar.
Rusia--eksportir gandum terbesar--Jumat, mengatakan akan menaikkan bea ekspor gandum hampir 32% sebagai bagian dari upayanya untuk mengekang ekspor di tengah inflasi yang tinggi dan potensi krisis pasokan karena buruknya kondisi panen musim dingin.
Argus Media memperkirakan Rusia akan memanen gandum dalam jumlah yang sama pada 2025 dengan tahun ini meski awal musimnya kering dan sulit. Produksi Ukraina dapat meningkat, tambahnya. (ef)

Sumber : Admin