KRAS Klaim Tekan Biaya Operasional Hingga 41% Tahun Lalu
Monday, January 25, 2021       09:54 WIB

Ipotnews - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk () mengklaim mampu menurunkan biaya operasional sebesar 41 persen pada tahun 2020 lalu menjadi USD200,8 juta dari sebelumnya USD337,4 juta pada 2019. Capaian ini merupakan dampak positif dari program restrukturisasi yang sudah dijalankan perseroan di akhir 2018.
Corporate Secretary Krakatau Steel, Pria Utama menyatakan bahwa capaian penurunan biaya operasional ini terdiri dari beberapa komponen. Diantaranya penurunan biaya energi, penurunan biaya utility, penurunan biaya consumable, penurunan biaya sparepart, maupun penurunan biaya operasional lainnya.
"Atas upaya optimalisasi rantai pasokan dan menjaga kehandalan produksi di tahun 2020, kami mampu menurunkan biaya energi hingga 47 persen menjadi USD20,5 juta di tahun 2020 dari yang sebelumnya sebesar USD38 juta di tahun 2019," jelas Pria dalam keterangannya, Senin (25/1).
Dia menambahkan, penurunan biaya consumable dan sparepart masing-masing memberikan penurunan biaya dengan penghematan yang cukup tinggi yaitu sebesar 59 persen untuk penurunan biaya consumable menjadi USD16 juta di tahun 2020 dari sebesar USD40,6 juta di tahun 2019. Sedangkan Penurunan biaya sparepart mencapai 56 persen menjadi USD4,5 juta di tahun 2020 dari sebesar USD11 juta di tahun 2019. Selain itu, penurunan biaya utility juga mencapai 27 persen menjadi USD39,2 juta di tahun 2020 dari sebesar USD53,5 juta di tahun 2019.
"Penurunan biaya ini merupakan sebuah capaian luar biasa yang dilakukan oleh Krakatau Steel. Komitmen kami untuk bertranformasi dan memperbaiki kinerja terus kami jalankan agar Krakatau Steel semakin kuat di pasar baja nasional maupun regional," lanjut Pria.
juga melakukan efisiensi organisasi melalui penerapan optimalisasi tenaga kerja dan strategi negative growth. Pada tahun 2020 terjadi penurunan biaya tenaga kerja organik sebesar 33 persen menjadi USD61,6 juta dibandingkan di tahun sebelumnya yang mencapai USD92,2 juta. Selain itu, biaya tenaga kerja outsourcing juga menurun cukup signifikan yaitu sebesar 74 persen menjadi USD9,8 juta di tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 yang mencapai USD38 juta.
Lebih lanjut disebutkan bahwa terjadi penurunan biaya outsourcing jasa borongan sebesar 67 persen menjadi USD1,7 juta di tahun 2020 dari sebelumnya USD5,3 juta di tahun 2019. Hal ini merupakan bagian dari strategi efisiensi biaya tenaga kerja outsourcing yang memprioritaskan kepentingan peningkatan penjualan dan pendapatan.
Ditegaskan Pria, bahwa perseroan akan terus melanjutkan inisiatif efisiensi dalam setiap kinerjanya. Dengan efisiensi, beban pokok penjualan akan semakin kecil, sehingga hal itu akan meningkatkan daya saing produk baja Krakatau Steel. Dengan semakin kompetitif serta strategi pemasaran yang baik, pihaknya yakin akan mampu meningkatkan volume penjualan di tahun 2021 yang juga akan berdampak pada kinerja yang lebih baik lagi.
"Dalam hal pencapaian kinerja di tahun 2020, kami perkirakan perseroan mampu meraup keuntungan berkisar di USD40-50 juta," tutup Pria. (Marjudin)

Sumber : admin