Kapitalisasi Pasar BREN Balik Ke Rp 1.000 T, Bisa Salip BBCA Lagi?
Wednesday, April 17, 2024       13:35 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten energi baru dan terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk () terpantau melesat dan kembali menduduki saham dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di Indonesia pada perdagangan sesi I Rabu (17/4/2024).
Hingga pukul 12:00 WB, saham melonjak 3,34% ke posisi harga Rp 7.725/unit. Sementara itu bila dibandingkan dengan sebulan terakhir, saham telah naik 49,27%.
Hal itu membawa kembali duduk sebagai sahamdengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di Indonesia, di mana kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 1.033,5 triliun.
Adapun terakhir menduduki posisi ini yakni pada November 2023 lalu. juga sempat mengeser saham PT Bank Central Asia Tbk () yang menjadi saham terjumbo di Indonesia pada Desember 2023.
Tak hanya itu saja, pada sesi I hari ini juga menjadi penopang terbesar Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) yakni mencapai 9,7 indeks poin.
Saham pada sesi I hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 13.229 kali dengan volume transaksi mencapai 36,81 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 289,43 miliar.
Dari  orderbook -nya, pada order bid atau beli, harga Rp 7.525/unit menjadi yang paling banyak antrean belinya pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1.246 lot atau sekitar Rp 937 juta.
Sementara itu, di  order offer  atau jual, posisi harga Rp 7.900/unit menjadi yang paling banyak antrean jualnya pada sesi I hari ini, yakni sebanyak 17.419 lot atau sekitar Rp 13,76 miliar.
Saham kembali melambung usai menuntaskan akuisisi 99,99% saham di PT UPC Sidrap Bayu Energy (Sidrap) dari UPC Renewables Asia Pacific Holding Pte Ltd, ACEN Renewables International Pte Ltd, UPC Renewables Asia III Limited, Sidrap (HK) Limited, dan Sunedison Sidrap BV. Disebutkan bahwa nilai akuisisi mencapai US$ 102,2 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun.
Akuisisi dilakukan melalui PT Barito Wind Energy (Barito Wind) yang merupakan anak perusahaan dari . Pengumuman penyelesaian akuisisi dilakukan pada 3 April 2024.
Selesainya akuisisi strategis ini menandai ekspansi ke dalam sektor energi angin, melengkapi rekam jejak yang sudah ada di sektor geotermal, dan menegaskan komitmen perseroan untuk turut mengantarkan energi berkelanjutan di Indonesia.
Terletak di Sulawesi Selatan, Sidrap merupakan pembangkit listrik tenaga angin pionir di Indonesia, dengan kapasitas 75 MW dan menduduki peringkat salah satu yang terbesar di negara ini. Termasuk ke dalam akuisisi ini adalah PT Operation and Maintenance Indonesia (OMI), perusahaan yang memegang peranan penting dalam mendukung kegiatan operasional Sidrap.
 Sanggahan:   Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut. 
(chd/chd)

Sumber : www.cnbcindonesia.com