Kenaikan Yield Obligasi AS Diprediksi Masih Tekan Rupiah
Friday, October 22, 2021       09:27 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi mengalami pelemahan pada akhir pekan ini. Kenaikan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menembus kisaran 1,70%, masih menjadi faktor utama penekan nilai tukar rupiah.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (22/10) pukul 09.15 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.147 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 25 poin atau 0,18% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Kamis sore kemarin (21/10) di level Rp14.122 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah mungkin bisa melemah lagi hari ini terhadap dollar AS seiring dengan kenaikan yield obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun yang menembus kisaran 1,70%.
"Kenaikan yield ini menyusul data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang dirilis semalam.Hasilnya menunjukkan jumlah klaim yang di bawah ekspektasi. Ini artinya warga yang menganggur mulai berkurang. Hasil ini akan mendukung kebijakan pengetatan Bank Sentral AS," kata Ariston dalam keterangan tertulis, Jumat (22/10).
Selain itu, pelaku pasar mewaspadai perkembangan isu utang Evergrande dimana kabar terbaru bahwa perusahaan ini kesulitan menjual anak perusahaannya yang hasil penjualannya akan digunakan untuk membayar utang.
Di sisi lain, pelaku pasar masih optimis dengan laporan keuangan perusahaan terdaftar di bursa yang mengindikasikan perbaikan pertumbuhan ekonomi global yang mungkin bisa menahan penguatan dolar AS.
"Potensi pelemahan ke kisaran Rp14.150 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp14.100 per dolar AS," tutup Ariston. (Adhitya)

Sumber : admin