Kesalahan Perencanaan Investasi: Tambahan Investasi yang Tidak Menambah Diversifikasi
Tuesday, December 27, 2022       14:49 WIB

Diversifikasi adalah prinsip dasar dalam berinvestasi yang selalu diajarkan kepada setiap pemodal pemula. Nasehat yang sering diajarkan adalah: jangan menaruh seluruh telur dalam satu keranjang. Tujuannya adalah menjaga, kalau keranjang terjatuh, maka tidak semua telur akan pecah.
Sekarang kita akan belajar hal lain, yaitu menjadikan diversifikasi sebagai alat manajemen resiko dari segi harga. Mengambil contoh telur dalam keranjang, di samping membagi telur yang ada ke dalam beberapa keranjang, tidak semua telur yang dibawa dalam keranjang itu adalah telur ayam negeri, tetapi ada juga telur ayam kampung, bahkan telur bebek.
Tujuan tidak menaruh semua telur dalam satu keranjang adalah menghindari keranjang jatuh dan seluruh telur pecah. Tujuan mencampur telur ayam negeri dan telur ayam kampung, bahkan telur bebek, adalah untuk diversikasi harga. Jika harga telur ayam negeri di pasar sedang tidak terlalu baik, kekurangannya mungkin bisa ditutupi dari harga telur ayam kampung, atau bahkan dari harga telur bebek.
Diversifikasi adalah satu prinsip investasi yang berharga, jika diterapkan dengan benar. Tetapi diversifikasi hanya bermanfaat apabila tambahan aset dalam portofolio mempunyai profil resiko yang berbeda. Yang saya maksudkan dengan profil resiko yang berbeda adalah asset yang ditambahkan ke dalam portofolio haruslah berkorelasi rendah atau tidak berkorelasi sama sekali dengan asset yang telah ada dalam portofolio.
Jadi, jika aset yang telah ada dalam portofolio mengalami penurunan harga, maka aset yang baru ditambahkan ke dalam portofolio itu hanya mengalami sedikit penurunan harga saja, atau bahkan tidak mengalami penurunan harga sama sekali (tidak berkorelasi).
Contoh dari dua aset yang berkorelasi rendah 'misalnya' adalah saham pabrik semen ( SMCB , SMGR , atau INTP ) dan saham pengelola jalan tol JSMR atau saham pabrik makanan ayam CPIN . Saham-saham yang 'barangkali' tidak berkorelasi adalah saham-saham tambang batubara ITMG atau PTBA dengan pabrik mie instan INDF .
Saya katakan 'misalnya' dan 'barangkali' karena saya tidak menghitung korelasi pergerakan harga kedua saham atas suatu faktor pergerakan harga saham yang sama, misalnya pergerakan harga IHSG .
Sebaliknya, saham-saham yang harus dihindari untuk ditambahkan ke dalam portofolio adalah saham-saham yang berkorelasi positif dan besar. Suatu saham yang ditambahkan ke dalam portofolio disebut berkorelasi positif dan besar dengan saham-saham yang telah ada dalam portofolio, apabila pergerakan saham (kenaikan atau penurunan harga saham) yang telah ada dalam portofolio akan diikuti dengan pergerakan yang sama arahnya dan besar nilainya oleh saham-saham yang baru ditambahkan tersebut.
Contohnya adalah menambahkan aset komoditas emas batangan ke dalam portofolio yang sudah berisi saham pabrik pengolahan emas. Atau menambahkan aset  real estate  ke dalam portofolio saham-saham perusahaan pengembang ( developer ).
Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemodal (individual) adalah menambahkan aset-aset yang berkorelasi tinggi ke dalam portofolio yang sudah ada. Meskipun pemodal bertujuan untuk menurunkan resiko portofolio dengan melakukan diversifikasi, tapi yang terjadi malah bisa sebaliknya. Itu terjadi jika, kondisi portofolio memburuk ( worse ) karena penurunan harga aset-aset yang telah ada, yang diikuti oleh penurunan harga dari aset yang baru ditambahkan tersebut.
Bagaimana jika kita menambahkan saham-saham yang berkorelasi negatif ke dalam portofolio yang sudah ada? Saham-saham yang berkorelasi negatif yang ditambahkan ke dalam portofolio adalah saham-saham yang nilainya akan turun ketika saham-saham yang telah ada dalam portofolio mengalami kenaikan harga. Demikian juga sebaliknya, saham-saham yang berkorelasi negatif yang ditambahkan ke dalam portofolio nilainya akan naik ketika saham-saham dalam portofolio nilainya mengalami penurunan.
Dari segi diversifikasi nilai portofolio, menambahkan saham-saham yang berkorelasi negatif memang bagus, karena nilai saham-saham yang ditambahkan ini akan naik ketika saham-saham yang telah ada mengalami penurunan nilai. Akan tetapi, karena nilai saham-saham yang ditambahkan ini akan turun ketika saham-saham yang ada dalam portofolio mengalami kenaikan harga, maka nilai portofolio justru akan berkurang.
Jadi, hal terbaik yang dapat dilakukan oleh pemodal adalah menambahkan saham-saham yang berkorelasi kecil atau tidak berkorelasi sama sekali dengan saham-saham yang telah ada dalam portofolio.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS