Kesalahan Perencanaan Keuangan: Tidak Menyelaraskan Gaya Berinvestasi dengan Tujuan Pribadi
Thursday, January 19, 2023       15:05 WIB

Tujuan kita membuat perencanaan keuangan adalah untuk mencapai kebebasan finansial ( financial freedom ) sebelum, atau saat kita pensiun. Mencapai kebebasan finansial dapat diartikan sebagai terbebasnya diri kita dari semua utang yang membelenggu kebebasan hidup kita.
Dalam membuat perencanaan keuangan itu, seringkali kita harus membagi utang kita atas utang jangka pendek, utang jangka menengah, dan utang jangka panjang. Semua utang ini sudah harus lunas pada atau sebelum kita pensiun.
Kecuali Anda terlahir di keluarga yang kaya raya, Anda seperti juga kebanyakan orang lain harus berjuang untuk bisa membeli rumah tinggal sendiri. Karena harga rumah tinggal yang sangat mahal, jarang ada orang yang mampu membeli rumah secara tunai.
Membeli rumah tinggal, hampir selalu, dilakukan secara kredit (KPR) jangka menengah atau panjang. Jadi, utang terbesar yang dibuat setiap orang, biasanya, adalah utang jangka panjang yang berupa utang KPR ( mortgage ).
Selain rumah tinggal, yang merupakan salah satu investasi terbesar Anda, ada beberapa investasi lain yang Anda buat dalam hidup ini. Misalnya, sewaktu Anda baru lulus kuliah dulu, Anda berkeinginan mempunyai kendaraan roda dua (motor) atau roda empat (mobil).
Karena Anda tidak dapat membeli motor atau mobil itu secara tunai, Anda perlu menabung untuk menyiapkan uang muka ( down payment ) pembelian kendaraan itu, dan sisanya diangsur ke kreditur ( perusahaan finance ). Untuk menabung uang muka ( down payment ) tersebut, Anda perlu melakukan perencanaan investasi ( investment planning ), supaya uang muka dapat tersedia pada waktunya.
Perencanaan investasi ( investment planning ) biasanya dilakukan dimulai dengan yang paling sederhana yaitu menabung ( saving ). Setelah menabung, Anda mungkin akan berinvestasi secara langsung ke dalam saham-saham, atau berinvestasi secara tidak langsung ke dalam reksadana (reksadana konvensional mau pun reksadana Bursa atau ETF).
Investasi Anda yang paling besar, lebih besar dan berjangka waktu lebih lama dari pembelian rumah, adalah investasi untuk mempersiapkan masa pensiun.
Hal yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa dalam perencanaan investasi, kita tidak boleh hanya terpaku pada investasi dalam aset keuangan tak berwujud saja ( intangible assets  atau  paper assets ). Ada aset keuangan lain yang juga dapat dipergunakan untuk mencapai kebebasan finansial ( financial freedom ), misalnya aset properti ( real estate ) atau aset bisnis (perusahaan).
Aset keuangan yang tidak berwujud merupakan aset mendasar sebagai  starting point  karena sebagian terbesar dari antara kita harus berinvestasi sendiri untuk memiliki kendaraan, rumah, atau mempersiapkan pensiun. Dengan kata lain, kita akan mulai berinvestasi dari jumlah yang kecil lebih dahulu. Investasi dalam jumlah terbatas hanya dapat dimulai dari harta tak berwujud ( paper asset  atau  intangible asset ). Sebagai contoh, Anda tidak akan dapat berinvestasi dalam aset properti ( real estate ) atau bisnis (perusahaan) jika dana yang dimiliki terbatas. Di samping memerlukan jumlah investasi yang besar, investasi dalam aset properti ( real estate ) dan bisnis (perusahaan) juga tidak likuid.
Bandingkan dengan investasi pada asset keuangan ( paper asset ), dimana Anda bebas dan mudah untuk menambah, mengurangi, atau mengganti investasi Anda ke dalam kelas-kelas asset yang berbeda, misalnya untuk keperluan mengunbah komposisi asset (rebalancing).
Tetapi, jika karena Anda belajar perencanaan keuangan hanya menggunakan  paper asset  ( intangible ), tidak berarti bahwa  paper asset  adalah satu-satunya aset yang dapat dipergunakan untuk berinvestasi.
Dengan berjalannya waktu, Anda mungkin merasa perlu untuk berinvestasi dengan tujuan persiapan dana pensiun. Di sini, Anda dapat memilih untuk berinvestasi pada aset properti ( real estate ) atau aset bisnis (perusahaan). Aset bisnis (perusahaan) mungkin bisa berupa peternakan ayam, burung, ikan, atau toko yang menjual rangkaian bunga hidup. Jika Anda telah pensiun nanti, Anda mungkin tertarik untuk mengelola bisnis perusahaan itu.
Misalnya, Anda membeli ruko dan membuka mini market (Indo Maret atau Alfa Mart). Jika aset ruko atau minimarket masih terlalu mahal, Anda mungkin ingin mencoba investasi pada kios atau lapak lain yang lebih murah.
Anda juga mungkin tidak berinvestasi pada bisnis minimarket tetapi bisnis rumah makan atau toko bunga ( florist ). Atau, mungkin Anda ingin berinvestasi pada peternakan ayam kampung dengan menyertakan modal secara patungan kepada pihak lain yang Anda percaya sebagai pengelola.
Intinya adalah, berinvestasi tidak harus selalu harus dalam aset tak berwujud ( paper asset  atau  intangible asset ), tetapi dapat juga pada aset properti ( real estate ) dan bisnis (perusahaan). Hal yang terpenting adalah Anda sudah menyelaraskan perencanaan keuangan yang Anda buat dengan tujuan pribadi Anda sendiri.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS