Ketakutan Resesi Bayangi Pasar, Tembaga Jatuh ke Posisi Terendah 16 Bulan
Thursday, June 23, 2022       14:59 WIB

Ipotnews - Harga tembaga London tergelincir ke level terendah 16-bulan, Kamis, karena meningkatnya kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 di konsumen utama China dan kenaikan suku bunga The Fed yang agresif akan mendorong ekonomi global ke dalam resesi dan memperlambat permintaan logam.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 1,1% menjadi USD8.673 per ton, pada pukul 14.08 WIB, setelah tersungkur ke tingkat terendah sejak 19 Februari 2021, yakni USD8.564,50, di sesi tersebut, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Kamis (23/6).
Sementara, kontrak tembaga Juli yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai mengakhiri sesi dengan penurunan 2,4% menjadi 66.380 yuan (USD9.906,13) per ton, mencapai level terendah sejak akhir Agustus.
"Pasar komoditas terpukul oleh kehancuran permintaan yang disebabkan kekhawatiran resesi. Hal ini terlihat dari logam  ferrous  hingga energi dan logam dasar," kata trader logam yang berbasis di Singapura.
"Dalam jangka pendek, kita perlu menunggu pengumuman stimulus dan data dari China bagi katalis selanjutnya untuk naik dari sini. Lainnya, (saya) pikir kita telah menemukan pijakan di sini.
Saham Asia bergejolak sementara harga minyak anjlok karena meningkatnya kekhawatiran tentang risiko resesi global membuat sentimen investor secara luas tetap rapuh.
Federal Reserve tidak mencoba merekayasa resesi untuk menghentikan inflasi tetapi berkomitmen penuh guna mengendalikan harga, bahkan jika hal itu berisiko terhadap penurunan ekonomi, kata Chairman Jerome Powell, Rabu.
China melaporkan 135 kasus virus korona yang baru untuk 22 Juni, dibandingkan 126 kasus baru sehari sebelumnya, kata Komisi Kesehatan Nasional.
Pertumbuhan aktivitas pabrik Jepang melambat pada periode Juni karena pembatasan ketat Covid-19 di China berdampak pada permintaan manufaktur.
Pekerja di BUMN tambang Cile, Codelco--produsen tembaga terbesar di dunia--Rabu, melakukan aksi mogok besar-besaran untuk memprotes penutupan pabrik peleburan karena masalah lingkungan, meski pemerintah meremehkan dampaknya terhadap operasi.
Defisit pasar nikel global menyempit menjadi 200 ton pada April, dibandingkan kekurangan bulan sebelumnya sebesar 8.900 ton, berdasarkan data dari International Nickel Study Group.
Aluminium LME naik 0,3% menjadi USD2.486,50 per ton, seng bertambah 0,4% menjadi USD3,550, timbal turun 0,8% menjadi USD2.004,50, nikel melemah 0,9% menjadi USD24.240, dan timah anjlok 3,1% menjadi USD28.160, level terendah sejak April 2021.
Aluminium Shanghai melorot 1,2%, seng menyusut 1,6%, nikel tersungkur 6,5%, timbal turun 0,4% dan timah merosot 2,8%. (ef)

Sumber : Admin