Kilas Emiten: APLI, KAEF, TBIG, dan INDY
Thursday, August 22, 2019       08:56 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut menarik diperhatikan sekaligus untuk menambah referensi transaksi hari ini, Kamis (22/8):
1. PT Asiaplast Industries Tbk () membukukan kinerja positif pada semester I/2019. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019, perseroan mencatatkan penjualan bersih senilai Rp218,29 miliar atau naik 15,25 persen dibandingkan dengan semester I/2018 senilai Rp189,40 miliar. Penjualan berasal dari segmen plastik senilai Rp189,68 miliar dan elektronik senilai Rp28,61 miliar. Perseroan mampu menjaga kenaikan beban pokok penjualan di level 10,99 persen menjadi Rp182,44 miliar. Sementara itu, laba kotor yang dihasilkan senilai Rp35,85 miliar atau naik 43,23% secara tahunan. Sehingga, laba tahan berjalan setelah efek penyesuaian rugi penggabungan entitas usaha senilai Rp1,63 miliar pada semester I/2019.
2. PT Kimia Farma (Persero) Tbk () menargetkan dapat merealisasikan penjualan ekspor ke Nigeria pada akhir 2019, setelah mencapai kesepakatan bisnis dengan Topwide Pharmaceutical senilai US$2,5 juta dalam forum Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue ( IAID ). Kesepakatan bisnis antara dengan Topwide Pharmaceutical senilai US$2,5 juta atau setara Rp35,65 miliar (Rp14.259 per dolar AS) itu, melampaui penjualan ekspor ke China yang tercatat Rp28,07 miliar pada 2018. Adapun sebelumnya, telah melakukan penjualan ke Arab Saudi, Belanda, China, Amerika Serikat, Irlandia, India, Australia, dan Malaysia. Pada 2018, penjualan ekspor terbesar berasal dari Arab Saudi senilai Rp107,96 miliar, diikuti Belanda senilai Rp66,40 miliar, dan China 28,07 miliar. Hingga kuartal I/2019, penjualan ekspor ke Belanda mencapai Rp17,60 miliar, diikuti China Rp7,02 miliar, dan AS Rp6,34 miliar.
3. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk () mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 22,6 persen pada semester I/2019 yakni Rp2,27 triliun dari Rp2,08 triliun pada semester I/2018. Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan tertinggi dari pihak ketiga lain yakni sebesar 35,1 persen dari Rp17,34 miliar menjadi Rp23,42 miliar pada semester I/2019. Kendati mencatatkan pertumbuhan pendapatan tertinggi, secara nominal, pihak yang menyumbang pendapatan terbesar yakni PT Telekomunikasi Selular, anak usaha yang berkontribusi sebesar 44 persen dengan nilai Rp1 triliun atau tumbuh 7,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp930,65 miliar. Selama 6 bulan pertama 2019, perseroan juga membukukan laba sebesar Rp382,14 miliar atau turun 5,16 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp402,97 miliar. Di sisi lain, perseroan masih memiliki pendapatan yang masih harus diterima yakni pendapatan sewa menara yang belum ditagih karena alasan proses pengujian fisik dan verifikasi dokumen. Adapun, total nilanya sebesar Rp757,40 miliar dengan Rp553,71 miliar di antaranya berasal dari PT Telekomunikasi Selular dan Rp154,12 miliar berasal dari . Dari sisi beban yang masih harus dibayar, perseroan memiliki tanggungan sebesar Rp1,05 triliun. Dari nilai tersebut, mayoritas atau Rp521,98 miliar untuk estimasi biaya pembangunan menara telekomunikasi dan beban bunga surat utang Rp214,53 miliar.
4. PT Indika Energy Tbk () melalui anak usahanya Indo Energy Finance II B.V. membeli kembali sebagian surat utang senilai US$215 juta. Perseroan melaporkan anak usaha tersebut menerbitkan surat utang senilai US$500 juta pada 2013 dengan kupon 6,375 persen. Surat utang tersebut akan jatuh tempo pada 2023. Sebelumnya, perseroan mengumumkan rencana partial redeemption obligasi global. Manajemen menuturkan bahwa pembelian kembali obligasi tersebut dilakukan dengan opsi call atau redeem. Adapun pembelian kembali obligasi tersebut akan didanai melalui kas internal dan pinjaman bank senilai US$150 juta. Sementara itu perseroan melaporkan telah melakukan penandatangan perjanjian fasilitas senilai US$150 juta dengan Standard Chartered Bank (Singapore) Limited, Citibank, N.A., Jakarta Branch dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., pada 17 Juli 2019.

Sumber : admin