Kilas Emiten: KAEF, AKRA, WOOD, dan MYTX
Tuesday, September 04, 2018       08:52 WIB

Ipotnews - Berikut kilas emiten yang menarik jadi perhatian sebelum memulai perdagangan pagi ini, Selasa (4/9):
1. PT Kimia Farma Tbk () menambah tiga gerai apotek di Arab Saudi pada Agustus 2018. Seperti diketahui, perseroan menargetkan penambahan hingga 60 gerai di Arab Saudi dalam rentang 2 tahun hingga 3 tahun mendatang. Langkah tersebut ditempuh setelah perseroan mengakuisisi 60% saham Dawaa Medical Limited Company pada awal tahun ini. Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan farmasi pelat merah itu menggelontorkan dana Rp130 miliar. Dengan demikian, Dawaa Medical Limited Company berubah nama menjadi PT Kimia Farma Dawaa. Manajemen menyebut akuisisi yang dilakukan sebagai langkah awal untuk mengembangkan pasar ke Timur Tengah dan Afrika. Setelah menambah sejumlah gerai, perseroan juga berencana membuka manufaktur obat di Arab Saudi.
2. PT AKR Corporindo Tbk () menerima pembayaran hasil penjualan aset Khalista sebesar Rp787,03 miliar pada 31 Agustus 2018. Total penjualan aset 838,52 juta yuan setara dengan Rp1,8 triliun. Sebelumnya pada Februari 2018, mendapatkan pembayaran 50% atau Rp664 dari divestasi pabrik sorbitol Khalista. memang gencar melakukan divestasi dalam 2 tahun terakhir untuk semakin fokus ke bisnis inti. Pada 22 September 2017, mendapatkan dana Rp1,57 triliun atau 778 juta yuan dari divestasi Pelabuhan Guigang di China. Selanjutnya pada Maret 2018, melepas perusahaan batu bara di Kalimantan Tengah senilai Rp64 miliar. Dengan demikian, total divestasi perseroan dalam 2 tahun terakhir berkisar Rp3,08 triliun.
3. PT Integra Indocabinet Tbk () optimis bisnisnya tahun bergerak maju. Selain didorong penguatan mata uang dollar, juga dapat angin segar dari berbagai proyek dan permintaan di hari raya. Manajemen yakin pendapatan perusahaan bisa tumbuh 20% tahun ini. Hingga akhir Juli 2018, pendapatan naik 7,03% menjadi Rp 905,71 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu, sebesar Rp 846,23 miliar. Perseroan juga mengalami kenaikan beban penjualan sebesar 7,41% menjadi Rp 198,53 miliar. Padahal, tahun sebelumnya beban penjualan sebesar Rp 184,82 miliar. Meski begitu, tetap mampu mencetak kenaikan laba bersih sebesar 25,39% menjadi Rp 113,74 miliar dari posisi tahun sebelumnya Rp 90,71 miliar.
4. PT Asia Pacific Investama Tbk () terus gencar meningkatkan porsi penjualan ekspornya. Perseroan melihat banyak peluang yang bisa diraup oleh tekstil di pasar global saat ini. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan sempat memprediksi dengan adanya perang dagang AS-China, secara otomatis Indonesia memiliki peluang merebut pasar tekstil China yang selama ini diimpor ke AS. Selain memanfaatkan momen saat ini, perseroan sebenarnya sudah lama menargetkan porsi besar untuk ekspor demi mengejar target pertumbuhan 30% di tahun ini. Sampai akhir tahun nanti, cukup optimistis porsi ekspor dapat melebar hingga 75%. Guna bersaing di pasar ekspor, perseroan berusaha meningkatkan lini produksinya, khususnya untuk jenis denim.

Sumber : admin