Kilas Emiten: KAEF, DWGL, KOTA, dan ROTI
Wednesday, July 10, 2019       09:05 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut menarik untuk dipertimbangkan sebagai referensi transaksi saham hari ini, Rabu (10/7):
1. PT Kimia Farma Tbk () menerbitkan medium term notes (MTN) senilai total Rp500 miliar. Instrumen tersebut masing-masing memiliki tenor 3 tahun dan tanggal jatuh tempo MTN pada 10 Juli 2022. Pembayaran bunga dan bagi hasil dilakukan setiap 3 bulan, yang pertama kali jatuh pada 10 Oktober 2019. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2019, jumlah liabilitas jangka pendek sebesar Rp6,47 triliun. Sebesar Rp4,96 triliun di antaranya merupakan utang bank, termasuk di dalamnya untuk mendanai akuisisi 56,77% saham yang dimiliki PT Rajawali Nusantara Indonesia senilai Rp1,36 triliun. Sebesar 70% pendanaan akuisisi berasal dari pinjaman bank.
2. PT Dwi Guna Laksana Tbk () memproyeksi dapat mengantongi pendapatan Rp2,3 triliun pada 2019, sejalan dengan target penjualan 3,5 juta metrik ton batu bara sepanjang tahun ini. Manajemen mengatakan perseroan telah merealisasikan penjualan batu bara 1,3 juta metrik ton sampai kuartal II/2019. Dari situ, pendapatan yang dikantongi perseroan sekitar Rp943 miliar. Perseroan menargetkan penjualan 2,3 juta metrik ton batu bara pada semester II/2019. Penjualan itu disasar ke serta pihak ketiga lainnya. Dalam laporan kuartal I/2019, memaparkan PT Sinar Mas Multifinance telah melakukan penagihan pembayaran kepada atas perjanjian anjak piutang untuk penyelesaian selambat-lambatnya 11 April 2019. Apabila tidak dilakukan pelunasan, maka Sinar Mas Multifinance akan mengakuisisi jaminan berupa saham yang dimiliki PT Energi Batubara Indonesia di sebesar 4,48 miliar.
3. PT DMS Propertindo Tbk () akan menggunakan seluruh dana initial public offering (IPO) untuk memperkuat modal kerja demi membangun proyek perumahan di Soreang. Perseroan berencana menggunakan dana hasil IPO sebesar Rp100 miliar untuk pembeIian lahan potensial di Jawa Barat. Sisanya dialokasikan untuk modal kerja, khususnya untuk operasional perseroan atau entitas anak, yaitu PT Padjadjaran Raya, dalam bentuk penyertaan modal.
Adapun tahap pertama dana yang dibutuhkan perseroan jumlahnya sebesar Rp100 miliar untuk pembebasan lahan dan development. Pada tahap pertama juga akan dibangun kluster untuk mid-low level di kisaran harga Rp300 juta-Rp500 juta. Perseroan juga akan memilih kelas menengah bawah karena permintaan rumah untuk kisaran harga tersebut sedang berkembang. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan perseroan akan membangun residensial untuk kelas premium dengan kisaran harga Rp1 miliar.
4. PT Nippon Indosari Corpora Tbk () optimistis pendapatan lebih baik pada kuartal II/2019, seiring dengan tingkat pengembalian yang turun. Kinerja kuartal II/2019 diwarnai retur penjualan yang diperkirakan sekitar 12%, dari proyeksi 12,5% dibandingkan dengan kuartal I/2019 sebesar 13,5% dan kuartal II/2018 sebesar 20,1%. Optimisme kinerja penjualan pada kuartal II/2019 didorong dengan dimulainya pabrik di Balikpapan pada Juni 2019. saat ini menjalankan 14 pabrik dengan kapasitas produksi yang lebih tinggi, 5 juta pcs per hari, atau naik 12%. Penggerak pertumbuhan penjualan lainnya berasal dari entitas anak di bidang usaha perdagangan, PT Indosari Niaga Nusantara, untuk menambah jaringan distribusi. Pada semester I/2019 terdapat 60.000 titik penjualan, dibandingkan dengan kuartal I/2019 sebanyak 55.000 titik penjualan.

Sumber : admin