Ipotnews - Kilas emiten berikut layak diperhatikan sebelum memulai transaksi saham pagi ini, Rabu (16/1):
1. PT Mayora Indah Tbk (

MYOR

) menargetkan penjualan pada 2019 bertambah Rp2,6 triliun atau tumbuh sekitar 10%-11% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, target pertumbuhan penjualan perseroan sebesar 12%, sehingga target penjualan pada 2019 diperkirakan sekitar Rp25,65 triliun - Rp25,88 triliun atau bertambah sekitar Rp2,3 triliun hingga Rp2,56 triliun dari target 2018. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2018,

MYOR

mencatatkan penjualan bersih Rp17,35 triliun atau tumbuh 21,34% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,30 triliun. Sedangkan, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp1,10 triliun atau tumbuh 18,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp927,85 miliar.
2. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (

TBIG

) hingga akhir tahun 2018 telah membeli kembali atau buyback saham dari sebanyak 96,21 juta saham. Perseroan melaporkan bahwa rata-rata harga pembelian kembali saham-saham tersebut Rp 4.785 per saham. Jika ditotalkan di tahun 2018, perseroan telah mengeluarkan dana sebesar Rp 460,38 miliar untuk aksi korporasi tersebut. Pada bulan April 2018, pemegang saham telah menyetujui rencana untuk membeli kembali sebanyak 204 juta saham atau 4,5% dari saham yang dilepas oleh emiten. Adapun jumlah dana yang disiapkan untuk melancarkan aksi ini mencapai Rp 1,2 triliun. Sehingga dana yang tersisa untuk aksi buyback sebesar Rp 739,61 miliar. Saham tersebut dapat dibeli kembali melalui bursa dan persetujuan RUPS berlaku selama 18 bulan sejak 30 April 2018 sampai dengan 30 Oktober 2019.
3. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (

KRAS

) membidik volume penjualan 2,8 juta ton pada 2019 sejalan dengan segera beroperasinya fasilitas produksi baru perseroan. Nilai tersebut naik 40% dari realisasi 2 juta ton tahun sebelumnya. Kenaikan volume, sambungnya, sejalan dengan akan selesai dan beroperasinya pabrik hot strip mill (HSM#2). Fasilitas itu memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun. Sebagai catatan, perseroan menekan kerugian 51,18% secara tahunan pada kuartal III/2018. Jumlah rugi bersih yang dibukukan turun dari US$75,05 juta pada kuartal III/2017 menjadi US$37,78 juta pada kuartal III/2018. Selain itu, penjualan perseroan hanya tumbuh 20%. Perseroan sedang mengupayakan laba pada 2019, contohnya dengan melakukan penataan kembali untuk produksi, distribusi, dan rantai pasok serta melakukan pembenahan terhadap industri baja nasional. Pasalnya, produsen di dalam negeri masih terdesak baja impor.
4. PT Cikarang Listrindo Tbk (

POWR

) menyatakan telah melakukan pembelian kembali saham (buy back) yang terjadi pada tanggal 24 Oktober 2018 hingga 31 Desember 2018. Jumlah saham yang dibeli pada periode tersebut sebesar 17,80 juta saham. Manajemen mengungkapkan, harga rata-rata pembelian saham sebesar Rp 877,31 per saham. Untuk persentase jumlah nominal saham yang dibeli dari seluruh jumlah nominal saham yang akan dibeli sesuai RUPS adalah 5,534%. Sisa biaya pembelian kembali saham Rp 288,53 miliar. Dengan asumsi harga rata-rata saham tersebut, kurang lebih perseroan telah mengucurkan dana buyback sebesar Rp 15,61 miliar. Sekedar informasi saja, sebelumnya perseroan telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Oktober 2018. Dalam RUPSLB tersebut menyetujui buyback sebanyak 2% dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh, sebanyak-banyaknya 321,74 juta saham. Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pembelian saham kembali ini sebanyak US$ 20 juta atau setara dengan Rp 295,88 miliar.

Sumber : admin