Kilas Emiten: UNTR, MYOR, ELSA, dan KRAS
Wednesday, December 26, 2018       08:48 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak diperhatikan untuk memperkaya referensi perdagangan hari ini, Rabu (26/12):
1. PT United Tractors Tbk () mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 700 juta-US$ 800 juta untuk tahun depan. Sebesar US$ 650 juta dari belanja modal tahun ini digunakan untuk pembelian alat baru anak usaha yang bergerak di bidang jasa penambangan batubara yaitu PT Pamapersada Nusantara. Pada tahun ini, Pamapersada sebagai kontraktor batubara membidik produksi batubara sebesar 119 juta ton pada 2018 dan pengupasan lapisan tanah atau overburden removal (OB) sebesar 880 juta bank cubic meter (BCM). Sampai Okotber, realisasi produksi batubara sudah mencapai 102,1 juta ton dan realisasi OB sebesar 809,1 BCM. Artinya, pada tahun depan mereka menargetkan produksi batubara sebesar 124,95 juta ton dan OB 924 juta BCM.
2. PT Mayora Indah Tbk () menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 75 juta pada tahun depan. Perseroan mengatakan, akan menggunakan belanja modal ini untuk menambah kapasitas pabrik biskuit, Energen, kopi dan wafer yang ada di Balaraja. Penambahan kapasitas tersebut dilakukan atas dasar utilisasi untuk masing-masing jenis produksi yang sudah mencapai hampir 70%. Sebagai informasi saja, baru meluncurkan empat produk baru di akhir tahun ini, antara lain Roma Malkist Keju Manis, Kelapa Kopyor, Torabika Kopi Susu, Espresso dan Beng-Beng Share. Hingga kuartal ketiga 2018, emiten yang bergerak di bidang makanan dan minuman ini, meraup laba bersih Rp 1,10 triliun. Pada tahun ini menargetkan pertumbuhan laba bersih naik 7,5% dari tahun sebelumnya.
3. PT Elnusa Tbk () membidik pertumbuhan pendapatan 2019 sekitar 10% dari tahun 2018. Untuk capex yang dianggarkan juga tidak jauh berbeda dibanding tahun ini, sekitar Rp 600 miliar. Jasa hulu tahun depan diperkirakan akan lebih baik karena sudah mendapat kontrak pengeboran baru dan juga seismik yang akan berjalan full sepanjang tahun depan.
Untuk capex 2019, dana itu nantinya digunakan untuk offshore maupun onshore dalam peningkatan jasa hulu migas dan distribusi logistik seperti pembelian peralatan-peralatan hulu migas dan penambahan armada truk untuk distribusi. Sebagai tambahan informasi, akhir tahun 2017 realisisai pendapatan Rp 4,98 triliun. Artinya, berharap tahun ini bisa meraup pendapatan Rp 5,48 triliun hingga Rp 5,73 triliun.
4. PT Krakatau Steel Tbk () memproyeksikan kinerja akan membaik pada akhir tahun 2018 ditopang sejumlah faktor. Manajemen memproyeksikan industri baja nasional akan membaik setelah revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 Tahun 2018 menjadi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 110 Tahun 2018. Beleid tersebut diharapkan mampu mengurangi praktik curang impor baja. Dari sisi internal, menyebut perseroan dapat mengurangi biaya produksi. Hal itu sejalan dengan beroperasinya fasilitas blast furnace. Selain itu, line hot strip mill 2 (HSM2) saat ini tengah dalam proses pembangunan. Fasilitas tersebut akan beroperasi pada akhir April 2019. Saat ini, pihaknya memang masih belum memberikan proyeksi kinerja sampai dengan akhir 2018. Pasalnya, fluktuasi nilai tukar masih terjadi serta adanya sejumlah transaksi perseroan yang akan berlangsung.

Sumber : admin