Kilas Emiten: WEGE, PBID, GOLL, dan MYOH
Tuesday, January 15, 2019       08:38 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak dijadikan pertimbangan dan memperkaya referensi sebelum memulai transaksi saham hari ini, Selasa (15/1):
1. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk () membidik pertumbuhan kontrak dihadapi atau order book 37,4% secara tahunan pada 2019. Manajemen menyatakan bahwa pihaknya menargetkan akan memperoleh kontrak dihadapi senilai Rp22,78 triliun. Adapun, order book itu terdiri atas kontrak baru Rp11,98 triliun dan carry over senilai Rp10,8 triliun.
Terkait komposisi perolehan kontrak baru 2019, perseroan mengungkapkan bahwa kontrak tersebut direncanakan berasal dari pemerintah 33%, BUMN 31%, dan swasta 36%. Tipe proyek yang disasar pada 2019 terdiri atas office 24%, public facilities 30%, residential 35% sedangkan sisanya porsi komersial. Untuk pengembangan bisnis, menggelontorkan belanja modal Rp1,13 triliun. Dana itu digunakan untuk fixed asset, capital investment dan akuisisi, serta pengembangan bisnis.
2. PT Panca Budi Idaman Tbk () menargetkan konstruksi pabrik baru di Jawa Tengah mulai dilakukan pada kuartal I/2019. Pembangunan pabrik baru dilakukan dikarenakan kapasitas produksi perseroan yang hanya sebesar 90.000 ton per tahun, sedangkan permintaan ke mencapai di atas 100.000 ton per tahun. Oleh karena itu, pabrik di Jawa Tengah ini nantinya akan memiliki kapasitas 27.000 ton per tahun. Dengan demikian, kapasitas produksi perseroan mencapai 117.000 ton per tahun. Dalam hal keperluan ekspansi di Jawa Tengah ini, perseroan juga mengalokasikan belanja modal sebesar Rp200 miliar. Rinciannya yaitu jumlah untuk pembelian tanah sebesar Rp40 miliar, pendirian bangunan sekitar Rp75 miliar, dan pembelian mesin sekitar Rp80 miliar. Sumber dana belanja modal berasal dari dana hasil penawaran umum saham perdana pada 2017 sebesar Rp305,21 miliar. Rencana penggunaan dana tersebut untuk ekspansi usaha sebesar Rp213,65 miliar dan modal kerja sebesar Rp91,56 miliar.
3. PT Golden Plantation Tbk () menahan ekspansi perkebunan kelapa sawit karena harga CPO dalam tren melemah. Hingga 2018, landbank yang dimiliki seluas 63.441 hektare, di mana 24.686 hektare lahan tertanam, atau sekitar 38,91% dari total lahan yang dimiliki. Dari total lahan tertanam , hanya 16.111 hektare merupakan tanaman menghasilkan dan 8.576 ha belum menghasilkan. Meskipun lahan ditanam belum mencapai 50% dari total lahan, perseroan lebih memilih menahan ekspansi. Perseroan juga hanya akan fokus pada peningkatan produktivitas dan kinerja mill dan peningkatan rendemen. Selain itu, perseroan telah merencanakan penambahan 5.000 ha lahan produktif pada periode 2018-2020. Hingga awal 2019, perseroan belum melaporkan kinerja kuartal III/2018. Mengutip kinerja semester I/2018, tercatat pendapatan perusahaan merosot 34,67% year on year menjadi Rp66,48 miliar dari sebelumnya Rp101,76 miliar. Pendapatan itu hanya berasal dari penjualan CPO, TBS, dan Palm Kernel (PK). Volume penjualan ketiganya masing-masing per Juni 2018 ialah 5.392 ton, 10.147 ton, dan 1.388 ton. Rugi bersih pun membengkak menuju Rp52,98 miliar dari semester I/2017 sebesar Rp1,65 miliar.
4. PT Samindo Resources Tbk () menyebut perseroan telah merampungkan operasional overburden dan produksi tahun lalu dengan capaian melebihi target. Perseroan membukukan capaian aktivitas pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal sebesar 55 juta ton, atau 100,9% dari target OB perseroan yang sebesar 54,5 juta ton. OB perseroan tersebut meningkat 14,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, sejumlah faktor menentukan kinerja perseroan seperti cuaca yang akomodatif dan harga batu bara yang memengaruhi kinerja perusahaan produsen batu bara. Untuk produksi batu bara, manajemen menyampaikan bahwa perseroan memprediksi capaian tahun lalu akan sebesar 10,3 juta ton atau meningkat 4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun sedikit di bawah rencana awal perseroan yang sebesar 10,4 juta ton. Adapun, perseroan telah membukukan pendapatan sebesar US$175,2 juta selama Januari-September 2018, meningkat 32,18% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$133,29 juta. Pada periode tersebut, perseroan mengantongi laba bersih sebesar US$21,51 juta, melonjak 149,2% secara yoy.

Sumber : admin